Fimela.com, Jakarta Tahun ke-40 Rumah Sakit Mount Elizabeth di Indonesia dirayakan dengan gelaran seni eksklusif bertajuk The State of The Art in Mount Elizabeth Journey, persembahan pelukis Bali, I Ketut Budiana.
Acara ini diwujudkan sebagai apresiasi hubungan yang erat dengan para mitra serta komunitas pasien, juga menyoroti hal yang selama ini jadi pilar Mount Elizabeth dalam pelayanannya, yakni spesialis yang terampil, teknologi canggih, dan layanan prima.
“Rumah Sakit Mount Elizabeth telah melayani pasien Indonesia selama bertahun-tahun. Seiring waktu, kami telah membina hubungan yang erat dengan banyak komunitas pasien dan berbagi kisah harapan dan kehidupan yang berkesan dengan mereka, ”kata Dr Noel Yeo, CEO Rumah Sakit Mount Elizabeth.
Pada konferensi pers di Raffles Hotel Jakarta, Rabu (10/7) Dr Noel Yeo juga mengungkapkan jumlah pasien Indonesia yang datang ke RS Mount Elizabeth Singapura mencapai angka 10.000 pada tahun 2018 lalu.
"Kami ingin merayakan kesempatan itu bersama dengan teman-teman dekat kami di Indonesia yang telah bersama kami selama 4 dekade terakhir sejak rumah sakit dibuka pada tahun 1979.”
Pelayanan Medis yang Canggih
Ketersediaan tim besar yang terdiri lebih dari 1500 spesialis multidisipliner di bawah satu atap, membuat Rumah Sakit Mount Elizabeth tak tertandingi di wilayah Asia. "Konsentrasi spesialis ini merupakan keunggulan utama karena karena kasus-kasus rumit memerlukan pendekatan tim dan tidak dapat ditangani oleh satu spesialis saja," kata Mr Stephens Lo, CEO Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
Keahlian spesialis diperlengkapi dengan teknologi medis canggih dalam diagnosis dan perawatan. Rumah Sakit Mount Elizabeth pun dikenal sebagai pelopor teknologi kesehatan tercanggih.
“Kami akan terus menghadirkan teknologi terbaru untuk meningkatkan presisi dalam bedah, keselamatan dan kenyamanan pasien," ujar Mr Stephens Lo.
#GrowFearless with FIMELA