Fimela.com, Jakarta Menikah merupakan awal baru dari sebuah fase yang berbeda. Meski dalam cerita dongeng, pernikahan sering digambarkan sebagai akhir yang bahagia tapi pada kenyataannya konflik-konflik baru bisa jadi muncul setelah menikah. Sebuah fase baru akan disertai dengan tantangan-tangan baru yang berbeda dari sebelumnya.
Psikolog Dr. Alexandra Miller, Psy.D., seperti yang dilansir dari bustle.com, mengungkapkan bahwa setiap pasangan punya konflik termasuk pasangan yang bahagia. Menurutnya, konflik dan stres akan terus meningkat karena hidup berubah pada setiap fasenya. Munculnya konflik pun bukan berarti akhir dari sebuah hubungan. Kemampuan kita menghadapi dan mengatasi konflik justru akan jadi faktor penentunya. Berikut ini sejumlah konflik baru yang umumnya akan muncul setelah menikah. Coba kita cari tahu di sini yuk supaya tidak bingung bila nanti menghadapinya sendiri.
1. Frekuensi Hubungan Intim
Miller memaparkan bahwa ia sering menemukan banyak pasangan yang merasa stres terhadap frekuensi hubungan seks. Menginginkan lebih banyak atau lebih sedikit hubungan intim dengan suami bisa memicu konflik sendiri. Memaknai sentuhan yang sekadar bentuk dari kasih sayang atau sinyal untuk berhubungan intim juga bisa cukup membingungkan. Dalam situasi seperti ini tak ada salahnya untuk tidak terlalu tergesa-gesa. Mungkin bisa coba buat kesepakatan soal jadwal tertentu untuk berhubungan intim yang sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
2. Membangun Batasan dan Membuat Rencana dengan Mertua
Menurut Deanna Fernadez, MHC, seorang psikoterapis yang tinggal di New York City, masalah ini tak bisa dihindari. Sangat sulit untuk beradaptasi dengan keluarga pasangan bila kita tak bisa akur. Tapi sekalipun sudah bisa akur, tetap saja akan sulit menentukan kapan bisa ikut liburan dengannya dan membuat batasan dengannya tanpa membuatnya tersinggung. Bila menghadapi kesulitan yang berkaitan dengan mertua, kita bisa mendiskusikannya dengan suami dan meminta suami membantu kita untuk mencari solusinya dengan bekerja sebagai satu tim.
3. Pertengkaran karena Masalah Uang
Masalah yang bisa memicu konflik pada setiap pasangan. Pasangan bahagia pun tak terhindarkan dari masalah ini. Kebiasaan dalam membelanjakan uang bisa menimbulkan masalah dan konflik dalam hubungan. Menurut pakar cinta dan hubungan, Celia Schweyer, masalah akan terasa makin sulit bila penghasilan salah satu pasangan lebih tinggi dari lainnya. Jika tidak dibicarakan secara terbuka dari awal, kondisi seperti ini dapat memicu pertengkaran hebat.
4. Merencanakan Liburan Bersama
Ya, urusan liburan juga bisa memicu konflik dalam hubungan. Mengatur jadwal dan mencari waktu yang pas untuk liburan dapa terasa sangat sulit. Belum lagi bila gaya liburan kita dan pasangan sangat berbeda. Maka perlu penyesuaian dan kompromi yang cukup berat untuk dilakukan. Tapi kalau sedari awal gaya liburan kita sudah "klik" dengan pasangan mungkin tak akan terlalu merepotkan.
5. Masalah Siapa yang Mencuci Piring
Seperti yang disebutkan di nytimes.com, ada penelitian yang menemukan bahwa berdebat soal urusan pekerjaan rumah tangga dapa menyebabkan perceraian. Salah satu di antara pasangan mungkin akan merasa melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan hal ini bisa memicu ketegangan sendiri. Kalau urusan cuci piring saja bisa memicu konflik, maka rasanya perlu untuk bisa membuat aturan jelas soal pembagian pekerjaan rumah tangga. Tapi tetap juga perlu dibarengi dengan komitmen untuk saling membantu dan meringankan pekerjaan masing-masing.
Setiap pasangan pasti akan dihadapkan pada masalah dan konfliknya masing-masing. Apapun masalah yang dihadapi setelah menikah semoga selalu diberi jalan keluar terbaiknya, ya.
#GrowFearless with FIMELA