Fimela.com, Jakarta Untuk memperluas ranah bisnisnya, Kim Kardashian menghadirkan sebuah lini pakaian dalam. Lini pakaian dalam ini diberi nama Kimono. Sontak, warga Jepang yang kental dengan budaya kimono bereaksi atas munculnya lini pakaian dalam ini.
Di media sosial, beberapa orang Jepang menyebut bahwa melalui lini pakaian dalamnya ini, Kim Kardashian melakukan penghinaan atas budaya pakaian tradisional yang sangat mereka hargai.
Kata "Kimono" sendiri dalam bahasa Jepang berarti "benda yang dikenakan". Benda ini mengacu pada pakaian panjang dengan ikat pinggang untuk dikenakan dalam acara penting. Seperti pernikahan dan pemakaman.
Atas kejadian ini, warga Jepang melalui media sosial, meminta Kim Kardashian untuk mengganti nama lini pakaian dalamnya tersebut. Bahkan Walikota Kyoto Daisaku Kadokawa mengeluarkan surat pernyataan terkait penggunaan nama "Kimono" sebagai nama lini pakaian dalam.
Diminta berkunjung ke Jepang oleh Walikota Kyoto
Dalam surat tersebut, Walikota Kyoto meminta Kim Kardashian untuk mempertimbangkan kembali soal perubahan nama merek. Ia pun menyatakan bahwa Kimono merupakan pakaian etnik tradisional yang kaya akan sejarah.
Tak hanya itu, Walikota Kyoto pun meminta Kim Kardashian untuk berkunjung ke Kyoto, Jepang. Tujuannya agar Kim Kardashian merasakan betapa berartinya Kimono bagi budaya tradisional Jepang.
Sebelumya, Kim Kardashian sudah mempersiapkan lini pakaian dalam selama kurang lebih setahun lamanya. Untuk koleksi pertama, Kim Kardashian menghadirkan pakaian seluruh tubuh dengan dua set pakaian dalam beberapa warna.
Simak video berikut ini
#GrowFearless with Fimela