Fimela.com, Jakarta Judul: The Book of Imaginary Beliefs
Teks dan Ilustrasi: Lala Bohang
Desain Buku: Yan Mursid, Eneng
Editor: Siska Yuanita
Cetakan Kedua, Mei 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Earth is a battle ground where all species constantly face an invisible war. And we’re the main actor of growth, destruction, and peace. Someone’s precious is someone else’s garbage. Someone’s interest is someone else’s boredom. Someone’s principle is someone else’s violation. Someone’s contentment is someone else’s pressure. Someone’s recipe for immunity is someone else’s cause of death. Either you’re the “someone” or the “someone else”, it doesn’t matter because confusion will always bounce back to you, no matter how faryou’ve been running away from it. It’s about facing an empty page each day, it’s about waking up in the morning deciding to be alive,it’s about choosing which mistakes to avoid, it’s about considering what and who to ignore, it’s about crafting a self that’s truly your own, it’s about faking a smile to cure the pain of others, it’s about continuously moving forward because going back is never a choice, it’s about looking at the blue sky and having small talks with it, it’s about everything that feels small and unworthy, it’s about becoming buoyant, never being trapped between other people’s cacophonic agendas, it’s about counting your breath.
***
Setelah The Book of Invisible Questions dan The Book of Forbidden Feelings, membaca The Book of Imaginary Beliefs ini memberi pengalaman yang berkesan sendiri. Dengan tema dan desain yang didominasi warna hijau, buku ini menghadikan perasaan yang lebih tenang dan santai ketika kita membuka setiap halaman bukunya. Konsep si bungsu kali ini bisa dibilang masih sama dengan dua kakak sebelumnya, berisi teks dan ilustrasi yang saling melengkapi yang membawa kita ke dimensi waktu serta ruang berbeda tapi terasa begitu dekat dengan yang kita alami sehari-hari.
What's On Fimela
powered by
Oh, Stop Being so Hard on Yourself
Sangat terasa sekali bahwa di buku The Book of Imaginary Beliefs ini untaian teksnya terasa lebih kaya dan matang. Sangat pas membacanya ketika kita sedang dalam keadaan tenang dan sendirian. Dalam kalimat-kalimatnya tersimpan narasi yang rasanya bisa menyuarakan isi hati kita apa adanya.
Seperti pada halaman yang memuat kalimat, "Oh, stop being so hard on yourself," terdapat narasi yang rasanya sangat pas menggambarkan rutinitas atau keseharian kita yang kadang terasa begitu padat. Kembali menyadarkan kita bahwa kita juga perlu istirahat. Kita juga perlu jeda. Serta tak semua hal ada dalam kendali kita. Membacanya membuat kita semacam diberi selimut hangat untuk bisa lebih tenang dan nyaman.
The Book of Imaginary Beliefs
The Book of Imaginary Beliefs bisa menjadi buku yang sangat membantu kita untuk melakukan refleksi diri. Berusaha untuk lebih dewasa dalam menyikapi berbagai hal dan tentunya untuk membantu kita mendefinisikan ulang makna kebahagiaan serta menciptakan kebahagiaan yang kita inginkan. Perasaan ketakutan dan kekhawatiran menjadi diri sendiri dilukiskan dalam ilustrasi dan narasi yang indah dalam buku ini.
"I just want a place to work alone
Where I can spend 60% part of the day inside
With a giant window in front of my table
The table is made from a 100 year-old oak
Without varnish, because shiny things hurt my eyes
It's reclaimed by my late father's favourite carpenter
No photos on it because I hate being constantly touched by memories
From the table I can see a prairie through the window
It's not necessarily beautiful like in a movie
It's simply green, it always calms my nerves"
Saat harimu terasa lelah, cobalah buka lagi halaman-halaman buku ini. Akan ada saja kalimat dan narasi yang bisa sangat membantu kita menenangkan kembali hati dan pikiran. The Book of Imaginary Beliefs terasa lebih dewasa dengan panjang narasi yang bervariatif serta ilustrasi dan pesan yang menjadi kesatuan yang utuh. Bisa mengoleksi buku ini bakal jadi investasi sendiri untuk membantu kita melewati hidup yang penuh dengan warna ini.
#GrowFearless with FIMELA