Fimela.com, Jakarta Pasangan suami istri Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen kembali berkolaborasi membuat film. Melalui rumah produksi yang dirintis bersama, pasangan ini merilis karya terbaru berjudul Rumah Merah Putih. Film terbaru karya Alenia Pictures ini mulai tayang pada 20 Juni 2019.
Film Rumah Merah Putih ini merupakan film kesembilan rumah produksi pasangan suami istri ini. Seperti diketahui, pasangan ini sering mengangkat kisah berlatar kehidupan Indonesia Timur. Kali ini, Ale dan Nia mengangkat kisah anak-anak yang tinggal di perbatasan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Artis senior yang beberapa tahun belakangan ini fokus di belakang layar itu mengaku, bahwa film Rumah Merah Putih merupakan awal dari trilogi film yang mengangkat tema perbatasan. Selanjutnya, akan menggarap kehidupan anak-anak perbatasan lain.
"Rumah Merah Putih adalah film kesembilan Alenia Pictures, ini Insya Allah awal dari trilogi perbatasan yang akan kami buat. Dari NTT, nanti Papua, terus Kalimantan," ungkap Nia Zulkarnaen saat press screening di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
Film terbaru garapan artis senior itu akan dibintangi oleh Pevita Pearce dan Yama Carlos. Selain itu, Ale dan Nia juga melibatkan anak-anak asli NTT. Film ini menceritakan persahabatan Farel Amaral dan Oscar Lopez yang tinggal di perbatasan NTT dan Timor Leste.
Lima Tahun Vakum
Sejak lama pasangan suami istri ini tidak merilis karya. Nia dan Ale terakhir merilis karyanya pada tahun 2014 lewat film Cinta Melati. Selama vakum, menurut Nia, banyak yang mempertanyakan kenapa tidak lagi membuat film.
“Banyak yang menanyakan lewat media sosial, banyak yang mengomel. Kebetulan saya dan Mas Ari punya kafe di Kemang. Banyak orang tua yang berkunjung ke sana dan memperkenalkan anak mereka kepada kami sambil menanyakan kapan bikin film anak-anak lagi. Sebenarnya kami sangat rindu bikin film,” kata Nia Zulkarnaen.
Selama lima tahun vakum, Ale dan Nia membuat program dokumentasi bertajuk Alenia's Journey Uncover NTT. Pada saat proses penggarapan dokumentasi tersebut akhirnya mendapatkan ide membuat trilogi perbatasan.
Banyak cerita menarik dari anak-anak yang tinggal di perbatasan. Bahkan, Nia mengaku banyak belajar dari anak-anak tersebut. Menurut Ari Sihasale, sebelum dibuat film, terlebih dulu dilakukan riset pada bulan Agustus 2018 silam.
“Salah satunya masyarakat di perbatasan tulus dan jarang mengeluh. Di NTT misalnya, dalam setahun, hujan hanya turun selama 3 bulan. Mereka tetap bersyukur dan melanjutkan hidup,” kata Nia Zulkarnaen.