Fimela.com, Jakarta Masih ingat dengan pertengkaran terakhirmu dengan pasangan? Biasanya setelah bertengkar, tubuh kita langsung merasa capek. Bahkan kita "mendadak lupa" apa yang sebenarnya baru saja diperdebatkan. Saat hal ini terjadi, rasanya segalanya jadi membingungkan seakan-akan kita sedang keasukan.
Saat kita sedang bertengkar dengan pasangan, entah karena perdebatan, perbedaan pendapat, atau sebuah masalah, tubuh kita sebenarnya sedang mengambil alih. Saat bertengkar sebaiknya memang kita berusaha untuk mengendalikan emosi kita, tapi ketika perasaan marah dan kesal sudah mendominasi, sulit sekali untuk mengendalikan emosi di dalam diri kita.
Saat Bertengkar, Sulit Mengendalikan Pikiran
Kenapa tubuh rasanya "kerasukan" saat bertengkar dengan pasangan? Dilansir dari ravishly.com, saat bertengkar dengan pasangan, amigdala kita yang mengambil alih. Amigdala dipercayai merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Bagian ini bisa berfungsi memproses rasa takut. Kita tak bisa "bernegosiasi" dengan amigdala atau serta merta menyuruhnya untuk tenang.
Saat amigdala terpicu, kita memasuki fase yang disebut Diffuse Physiological Arousal (DPA). Ketika mengalami DPA, jantung akan berdetak cepat, darah yang mengalir ke organ-organ vital melambat, dan kadar adrenalin meningkat. Dengan kata lain, kita tak bisa mengendalikan pikiran kita. Hal ini juga yang jadi alasan kenapa sulit untuk berkomunikasi atau berpikir jernih saat sedang berada di fase DPA.
Psikolog John Gottman, PhD menyebutkan bahwa saat sedang dilanda DPA, maka argumen kita bisa makin tak jelas. Tubuh kita pun akan mengalami mekanisme bertarung atau berlari (fight or flight response). Di saat seperti ini mungkin kita akan terus bertengkar dengan pasangan atau langsung meninggalkan pasangan saat keadaan memanas.
Pentingnya Mengambil Jarak
Pertengkaran kadang tak bisa dihindari. Di sini penting sekali bagi kita dan pasangan untuk berlatih self-soothing. Misalnya, ketika pertengkaran terasa makin memanas, coba ambil jarak dan jeda terlebih dahulu. Bisa dengan mencoba untuk menenangkan diri masing-masing selama 20 menit. Atau beri kesempatan pada diri kita dan pasangan untuk menormalkan kembali detak jantung. Baru setelah itu bisa kembali bertemu untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Pertengkaran bisa jadi proses pendewasaan. Tapi jangan sampai setiap pertengkaran selalu berujung luka dan malah saling menyakiti, ya.
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA