Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu bahwa tidur dengan TV yang masih menyala ternyata memiliki pengaruh yang buruk? Tubuh memiliki jam internal yang dikenal sebagai ritme sirkadian, bekerja pada siklus 24 jam dan sebagian besar dikendalikan oleh pola cahaya dan kegelapan.
Ketika hari semakin gelap, hipotalamus otak akan membuatmu merasa ngantuk dengan melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal otak untuk membuat tubuh merasa lelah. Pada siang hari, kelenjar pineal relatif tidak aktif, namun ketika matahari terbenam, kelenjar ini akan memompa melatonin ke dalam aliran darah dan membuatmu tidur.
Sayangnya, paparan dari sinar biru layar TV atau ponsel bisa merusak siklus tersebut. Inilah mengapa seseorang yang mengalami insomnia disarankan untuk membatasi paparan cahaya biru, terutama ketika ia akan tidur, seperti dilansir dari self.com, Kamis (13/6/2019).
Paparan cahaya di dalam ruangan antara senja dan waktu tidur dapat menekan produk melatonin sampai batas tertentu. Lantas, bagaimana jika kamu benar-benar tidur dengan layar TV yang masih menyala?
What's On Fimela
powered by
Kebiasaan tidur dengan TV yang masih menyala ternyata berpengaruh buruk
Kelopak mata terbuat dari bahan yang cukup tipis, membuatmu berisiko menekan sekresi melatonin yang dibutuhkan untuk tidur nyenyak. Suara TV dan jarak antara tubuhmu dan layar TV juga memiliki pengaruh tersendiri.
Kurang tidur dapat menyebabkan kantuk di siang hari, sensitif, kurang fokus, bahkan sakit otot. Merusak ritme sirkadian berarti juga merusak metabolisme, fluktuasi hormon, dan suhu tubuh.
Jika kamu merasa bahwa cahaya biru dari perangkat elektronik mengganggu kualitas tidurmu, ada baiknya segera mengubah kebiasaan tersebut. Redupkan pencahayaan di ruangan dan berhenti menggunakan perangkat elektronik beberapa jam sebelum pergi tidur. Masih terbiasa tidur dengan layar TV yang menyala?
Saksikan video menarik setelah ini
#GrowFearless with Fimela