Kepergian Seseorang yang Dicintai Selalu Memberi Kehampaan Tersendiri

Endah Wijayanti diperbarui 29 Mei 2019, 16:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.

***

Oleh: Laila Nurjannah - Banjarnegara

Hari ini, tepat 40 hari beliau meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Sosok laki-laki yang selalu menjadi penyemangat di kala aku mulai lelah, di kala aku ingin menyerah. Dia adalah kakekku, aku biasa menyapanya mbah kakung. Masih terngiang dalam ingatanku, ketika aku sedang bekerja dan ibuku memberi kabar, bahwa mbah kakung sudah tidak ada lagi. Saat itu, aku benar-benar kaget, sedih dan tak kuasa menahan air mata yang mengalir deras di pipiku. Aku bergegas merapikan pakaianku dan langsung pulang menuju kampung halaman.

Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa merenung. Wajah beliau selalu muncul di hadapanku. Ketika membayangkan tidak akan pernah bertemu lagi dengan beliau untuk selama-lamanya, entah mengapa air mata ini selalu menetes. Mbah kakung ini adalah sosok luar yang biasa. Beliau menderita tumor, hampir 5 tahun lamanya. Kondisinya selalu mengalami naik turun. Entah sudah berapa puluh kali beliau menjalani prosedur kemoterapi. Sangat sedih jika membayangkan tubuhnya yang mulai renta, harus mengalami rasa sakit kemo yang luar biasa. Pada tahun 2018, dokter sempat menyatakan, beliau telah bersih dari tumor. Namun pada awal tahun 2019, benjolan di lehernya mulai tumbuh lagi dan kondisinya mulai drop hingga akhirnya beliau meninggalkan kami semua.

Mbah kakung ini adalah sosok yang aktif. Setiap hari ada saja yang beliau kerjakan di rumah. Memberi makan ayam, mencari kayu bakar, menjemur hasil kebun dan masih banyak lagi. Beliau juga rajin beribadah, beliau bahkan sering mengumandangkan azan di masjid kampung kami. Namun, ketika benjolan itu mulai muncul di lehernya dan kondisinya semakin parah, beliau jarang pergi ke masjid. Bukan karena malas, tapi beliau tidak ingin menganggu jamaah lain karena benjolan di lehernya terus mengeluarkan nanah dan mengeluarkan bau tak sedap.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Hanya Bisa Mendoakan

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Bahkan di akhir khayatnya, ketika kondisi beliau terus menerus menurun, beliau tidak ingin merepotkan anak-anaknya dan memilih untuk dirawat di rumah saja. Seminggu setelah dirawat di rumah, beliau meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Ibuku selalu berada di samping beliau hingga akhir hayatnya. Ibuku pernah bercerita sambil menangis, beliau tak henti-hentinya meminta maaf karena telah merepotkan anak-anaknya.

Setelah 13 jam perjalanan, akhirnya aku sampai di kampung halamanku. Kami sekeluarga memang sepakat untuk menguburkan mbah kakung secepat mungkin dan tidak menunggu kami anak cucunya untuk pulang ke rumah. Ketika menyaksikan gundukan tanah merah yang masih basah, aku tak bisa menahan air mataku lagi. aku sungguh menyesal. Kenapa aku tidak bisa mendampinginya di hari-hari terakhirnya?? Kenapa aku tidak di sampingnya ketika beliau mengalami sakaratul maut? Rasa penyesalan itu selalu ada dan jujur menghantuiku sampai sekarang.

Setiap selesai salat dan mendoakan beliau, entah kenapa dada ini mulai sesak dan air mata ini mulai menetes. Ketika teringat dengan beliau entah kenapa rasa penyesalan itu selalu datang, kenapa aku belum bisa membahagiakan beliau? Kenapa aku tidak mendampingi beliau di saat-saat terakhirnya? Aku sungguh menyesal. Aku pernah becerita kepada kakak perempuanku, kenapa setiap mendoakan mbah kakung aku selalu menangis. Padahal aku bukan sosok yang cengeng dan mudah menangis. Kakakku selalu menghiburku dan menyuruhku untuk selalu mendoakannya. Kakakku juga selalu berpesan jangan terlalu larut dalam kesedihan. Beliau sudah tidak sakit lagi dan sudah berada di tempat yang terbaik sekarang.

Mbah kakung, maafkan cucumu ini yang belum bisa membahagiakanmu. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, melapangkan kuburmu dan memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Aamiin.

3 dari 3 halaman

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA