Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.
***
Oleh: Rahma - Solo
Perjalananku Memaafkan Diri Sendiri
Aku adalah seorang mahasiswi program S2 di sebuah universitas negeri. Sedari dulu aku selalu berusaha belajar dengan giat agar dapat menjadi mahasiswi yang berprestasi dan lulus tepat waktu. Saat sedang sibuk menyelesaikan tesis di semester empat, tiba-tiba aku jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Setelah itu, aku pun masih harus bed rest di rumah selama hampir tiga bulan.
Semua rencanaku jadi tertunda. Tesis jadi terbengkalai dan saat itu aku merasa menjadi manusia yang paling lemah. Aku jadi sering menangis dan sensitif sekali dengan berbagai komentar orang. Aku menyalahkan diri sendiri kenapa begitu lemah, kenapa belum bisa menyelesaikan tanggung jawab, kenapa tesis jadi tertunda dan kenapa-kenapa yang lain. Terlebih saat melihat satu per satu teman seangkatan mulai sidang tesis dan dinyatakan lulus, aku menjadi semakin berkecil hati. Namun, hal itu pula yang menjadi cambuk untukku agar kembali bersemangat. Terbersit pikiran, kalau yang lain saja bisa, kenapa aku tidak bisa?
Refleksi Diri
Aku mulai merefleksikan diri lagi, kembali mencoba berpikir positif dan memupuk semangat untuk segera sehat dan tentunya menyelesaikan tesis yang sempat tertunda. Terbayang wajah bahagia orang tua jika nanti aku mengenakan toga wisuda untuk kedua kalinya. Memasuki semester lima, aku kembali mempelajari materi-materi untuk tesisku dan melanjutkan menulis tesis. Walaupun aku berjalan lebih lambat dari teman-temanku, aku memiliki keyakinan bahwa aku akan bisa menyelesaikan tanggung jawabku dengan baik. Aku juga berkeyakinan bahwa semua yang aku lewati pasti memiliki hikmah yang dapat aku petik.
Setiap orang memiliki ujian masing-masing. Setiap orang juga memiliki pilihan untuk lemah dan menyerah atau bangkit dan melanjutkan perjalanan. Pilihanku adalah bangkit dan melajutkan perjalanan yang sempat tertunda. Aku pun meminta maaf kepada diriku sendiri yang telah sempat berpikiran negatif hingga patah semangat. Diiringi dengan semangat dan doa dari keluarga dan teman-teman terbaik, saat ini aku sedang berjuang untuk menyelesaikan tesis dan bisa lulus dengan predikat summa cum laude.
Dari hal yang telah aku lewati, aku pun menjadi lebih bersyukur dengan nikmat sehat yang telah Allah SWT berikan. Aku bersyukur pula bahwa Allah SWT memberikan aku waktu untuk beristirahat sejenak dari rutinitas yang selama ini aku jalani sehingga aku dapat kembali menyusun time table dan skala prioritas yang terbaik. Alhamdulillah, dengan memaafkan diri sendiri secara tulus dan lebih banyak bersyukur, ternyata hati ini menjadi lebih lapang dan langkah menjadi terasa ringan.
Solo, 28 Mei 2019
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA