5 Tradisi Idul Fitri Menarik di Berbagai Belahan Dunia

Karla Farhana diperbarui 30 Mei 2019, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak terasa Idul Fitri semakin dekat. Tentu saja, masyarakat Muslim di seluruh dunia tidak sabar menantikan Lebaran dan merayakannya bersama keluarga serta kerabat terdekat. Jika di Indonesia budaya mudik Lebaran tak pernah tertinggal setiap tahunnya, bagaimana umat Muslim di belahan Bumi lain merayakan Lebaran? 

Ternyata, masing-masing negara dan region memiliki tradisi masing-masing. Bahkan, beberapa negara menyebutnya festival kebudayaan yang digelar usai salat Ied. Apa saja tradisi Lebaran yang sangat menarik? 

Lebaran 4 Hari di Mesir

Di Indonesia, Idul Fitri dirayakan umat Muslim selama 2 hari. Namun di Negeri Fir'aun, Lebaran merupakan libur panjang bagi masyarakat di sana. Karena, Idul Fitri dirayakan selama 4 hari. 

Biasanya, tulis Holiday Me, mereka akan berkumpul bersama keluarga sambil menikmati hidangan khas Lebaran di sana, Fata dan Kahk. Ketika saling mengunjungi kerabat, mereka akan saling bertukar dan berbagi hadiah serta manisan. Ternyata, anak-anak di sana juga menerima uang lebaran dan baju baru dari sanak saudara yang lebih tua. 

Bayram 

Umat Muslim di Turki menyebut perayaan Idul Fitri sebagai bayram. Pagi-pagi di hari Lebaran, umat Muslim di sana mengenakan pakaian terbaik mereka, dan juga baju baru yang disebut bayramlik untuk salat Ied berjamaah. Bayram tidak hanya salat bersama tetapi juga termasuk mengunjungi makam keluarga untuk berdoa untuk para keluarga yang sudah meninggal. 

Jangan lupa, Lebaran di Turki tidak lengkap tanpa Baklava dan cokelat yang sangat digemari para orang tua dan muda-mudi di sana. 

2 dari 3 halaman

Chaand Raat

Di India, malam takbiran disebut Chaand Raat yang artinya "The Night of The Moon." Para kaum Muslim di India pada malam tersebut akan mengunjungi pasar-pasar untuk berbelanja. Bukan hanya pasar tradisional, tulis Holiday Me, tetapi mal-mal juga akan penuh dengan orang yang ingin berbelanja di malam sebelum Lebaran. 

Mereka di sana akan membeli baju baru, hadiah, dan manisan. Selai itu, para perempuan di sana juga akan mengenakan henna pada kedua tangan mereka serta kaki serta membeli banyak gelang-gelang bergemerincing yang warna-warni. 

3 dari 3 halaman

Manisnya Baklawa dengan Iringan Musik dan Tarian

Sementara itu, Lebaran di Tunisia disebut dengan Eidul-Fitrin. Dilansir dari The Odyssey Online, sebagian besar orang Tunisia akan menghabiskan waktu Lebaran dengan menari dan memainkan musik, sambil menikmati sajian spesial Lebaran seperti Baklawa, biskuit, kue, dan snack yang disebut dengan Kaak. 

Sepertinya, hampir di seluruh dunia anak-anak akan mendapatakan uang di hari Lebaran. Begitu pula di negara ini. Kemudian pada siang hari pada Lebaran hari pertama, orang-orang akan pergi mengunjungi rumah orangtua masing-masing untuk makan siang dan menjalin silaturahmi dengan anggota keluarga lain. 

Sarapan Mewah di Maroko

Pagi pada hari pertama Lebaran di Maroko akan berubah menjadi pagi yang spesial bagi orang-orang di Maroko. Begitu para pria pulang usai menunaikan salat Ied, mereka sekeluarga akan menikmati hidangan sarapan yang mewah. 

Tentu saja, makanan yang tersaji di meja makan adalah hidangan tradisional yang spesial, seperti Baghrir, dan Melwi atau panekuk ala Maroko. 

Jika di negara lain hampir semua umat Muslim saling berbagi hadiah, namun di Maroko hanya anak-anak saja yang melakukannya. Anak-anak akan menerima hadiah dan juga uang Lebaran. 

#GrowFearless