Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.
***
Oleh: D - Kebumen
Sesungguhnya Setelah Kesulitan Ada Kemudahan
Setiap orang memiliki impian untuk hidup bahagia. Namun kebahagiaan itu tidak melulu soal harta dan tahta, namun kebahagian itu bisa diperoleh dari keluarga. Memiliki keluarga yang lengkap dan sempurna, saling memahami dan mendukung satu sama lain merupakan suatu kebahagiaan menurutku, yang hingga kini belum bisa aku dapatkan.
Aku lahir dari rahim seorang ibu yang kuat. Ia adalah sosok wanita yang aku kagumi selama ini, yang rela memberikan semua yang ia punya untuk anak-anaknya. Baginya, kebahagiaan anak-anaknya adalah yang pertama. Sepertinya kebanyakan orang akan mengagung-agungkan sosok ayah mereka yang dianggap kuat, bertanggungjawab, dan bagaikan pahlawan. Namun, bagiku ibu adalah sosok ibu sekaligus ayah bagiku.
Aku tumbuh di lingkungan yang cukup keras, beradu argumen dan tak mau kalah adalah drama yang sejak kecil aku lihat secara langsung, tanpa script, apalagi penuh dengan hiperbola. Semua murni terjadi, dan secara tidak langsung mengguncang psikologiku dan pernah membuatku berpikir untuk mengakhiri hidup di masa muda. Keluarga yang berantakan, dan banyaknya tuntutan menjadikanku menjadi wanita yang keras dan kurang peduli dengan orang lain. Mengamini setiap perkataan orang adalah sampah bagiku. Setiap perdebatan akan selalu aku lakukan untuk membenarkan perbuatanku. Berkelahi, memaki, dan dipanggil guru adalah makanan sehari-hariku sejak kecil. Hingga pada akhirnya, titik balik kehidupanku terjadi.
Titik Balik
Titik balikku terjadi ketika aku berusia 11 tahun, saat di mana aku mendapatkan kedewasaanku. Mungkin terlalu dini untuk seumuranku, tapi atas semua yang terjadi itu lumrah bagiku. Saat itu aku masih menjadi siswa di sekolah tingkat dasar, dan di tahun itu aku akan lulus. Aku sempat akan dikeluarkan oleh guru karena mengganggu temanku. Tanpa disadari di situlah aku mendapat cahaya di hidupku.
Aku berpikir bahwa ibuku pasti kecewa jika aku sampai dikeluarkan, oleh karena itu aku bertekad memperbaiki diri dan memaafkan segala yang terjadi dalam hidupku. Aku belajar dan terus memperbaiki diri. Hingga pada akhirnya aku bisa lulus sebagai siswa terbaik dan memperoleh nilai tertinggi. Aku semakin termotivasi hingga akhirnya aku masuk ke sekolah menengah pertama terbaik di tempatku. Teman-teman yang mengenalku berkata bahwasanya aku sudah berubah 180 derajat. Dan selama aku menjadi siswa aku menjadi siswa terbaik.
Hingga akhirnya aku bisa diterima oleh salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui jalur rapor dan prestasi dan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diincar oleh lulusan seluruh negeri. Dengan mempertimbangkan banyak hal serta keinginan dari ibuku, aku masuk ke perguruan tinggi kedinasan. Hingga pada akhirnya aku lulus dan telah bekerja di salah satu kementerian di negeri ini.
Betapa bahagia keluargaku setelah itu, dan aku bisa melihat perubahan sedikit demi sedikit dalam keluargaku. Menurutku inilah buah dari sebuah keikhlasan seorang hamba, memaafkan atas segala yang terjadi dalam hidup dan menjalaninya dengan cara yang terbaik. Kebahagiaan dan kesedihan itu datangnya satu paket, dan semua diciptakan seimbang. Maka jangan berputus asa, dan selalu berbuat baik kepada sesama, niscaya Tuhan akan membuktikan janjinya, bahwa sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA