Fimela.com, Jakarta Bagi penderita penyakit maag, jadwal makan tidak boleh meleset sedikit pun. Jam makan harus teratur jika tidak ingin perut perih dan akhirnya mengganggu aktivitas.
Namun, selama Ramadan ini, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa selama kurang lebih 14 jam. Lantas, bagimana dengan para penderita maag? Bagaimana caranya agar setiap kali berbuka puasa perut tidak sakit?
Dilansir dari Eisai.co.id, pola makan yang berubah selama bulan puasa memang dapat menyebabkan banyak gangguan saluran pencernaan bagian atas, salh satunya disebut dengan dispepsia.
Dispepsia ini ada dua macam. Dispepsia fungsional yang disebabkan oleh pola makan tidak teratur dan gaya hidup yang tidak sehat, serta dispepsia organik yang disebabkan adanya kelainan pada perut.
Keduanya memiliki gejala yang selama ini sudah sangat awam pada penderita maag. Antara lain mulas, perut perih, dan sering sendawa. Namun, kondisi ini sebenarnya tidak membahayakan penderita untuk berpuasa Ramadan.
Puasa Justru Lebih Baik
Menurut para ahli, dilansir dari Eisai, penderita maag atau dispepsia boleh dan justru lebih baik berpuasa. Karena dengan berpuasa, sebenarnya pola makanmu menjadi jauh lebih teratur dibandingkan dengan pada saat tidak berpuasa.
Paslanya, kamu akan hanya makan dan minum pada saat sahur dan berbuka puasa. Tinggal memilih saja makanan sehat yang tidak terlalu berlemak.
Tidak Semua Aman
Meskipun begitu, tidak semua penderita dapat berpuasa. Jika mengalami dispepsia fungsional, mereka boleh berpuasa. Namun, penderita dispepsia organik yang belum diobatu, terutama sudah semakin parah, sebaiknya jangan dulu berpuasa.
Kalau sudah mengalami dispepsia organik, sebaiknya kamu memeriksakan diri ke dokter dan ahli gastronomi, ya! Jangan sampai gejala semakin parah dan membahayakan kesehatanmu.
#GrowFearless with FIMELA