Dikhianati Orang yang Paling Kita Cintai, Memaafkannya Bisa Penuh Dilema

Endah Wijayanti diperbarui 15 Mei 2019, 19:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.

***

Oleh: R - Bogor

Papa, Aku Sudah Memaafkanmu

Masih terbayang di ingatanku waktu itu papah kupergoki sedang menelepon namun dengan gelagat yang mencurigakan, bicaranya berbisik dan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Setelah telepon ditutup dan papah sudah tidak di tempat, aku segera menekan tombol redial. Nomor yang dituju tidak aktif dan panggilan masuk ke inbox. Di situlah aku mendapatkan nomor perempuan tersebut. Semalaman aku hubungi masih tidak aktif. Esok harinya barulah teleponku dijawab. Aku sengaja tidak bicara apa-apa, hanya ingin mendengar suaranya.

Rasanya hancur sekali hatiku, sebagai anak perempuan satu-satunya, aku memang sangat dekat dengan papah. Tidak menyangka sama sekali papah akan seperti itu. Sebelumnya memang sudah muncul kecurigaan pada diriku, pernah suatu kali aku dan papah pergi berdua, dia menerima telepon sambil keluar ruangan. Saat aku hampiri tiba-tiba papah mendorong badanku lumayan keras. Kaget bercampur sedih dan bingung. Ada apa waktu itu aku membatin, karena papah melakukannya tanpa merasa. Aku mengira mamah tidak tahu, ternyata jauh sebelumnya mamah telah curiga lebih dulu. Saat aku ceritakan ke mamah, kami menangis berdua. Karena saat itu memang hanya aku dan mamah yang tahu. Adikku masih terlalu muda untuk tahu masalah ini, dan kakakku kebetulan bekerja di luar kota. Itu semua terjadi saat usiaku 21 tahun.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Terluka

Ilustrasi./copyright shutterstock

Sehari setelah aku menceritakan kepada mamah, kami sengaja datang ke kantor papah tanpa sepengetahuan papah. Kami hanya ingin tahu seperti apa perempuan tersebut. Karena ternyata perempuan itu salah satu broker di kantor papah. Memang Tuhan sudah mengatur sedemikian rupa, begitu kami sampai kantor, perempuan itu sedang ada di sana. Dan bawahan papah begitu kagetnya melihat kedatangan kami. Aku sudah menduga, sangat tidak mungkin mereka tidak tahu. Melihat mamah yang drop sekali, kemarahanku sepertinya sudah keluar dari kepala. Namun aku berusaha tenang, kuhampiri perempuan itu yang sedang duduk.

Aku duduk tepat di depannya, tidak berkata apa-apa, hanya kulihat terus wajahnya yang selalu menunduk. Lumayan lama aku duduk sampai akhirnya teman papah menarikku dan menuntunku untuk pulang. Kami tidak menemui papah. Aku sengaja tidak mengangkat telepon dari papah sepanjang perjalanan pulang. Malamnya sudah dipastikan mereka bertengkar hebat. Sampai mamah memutuskan pergi. Adikku akhirnya tahu dan kami hanya bisa menangis berdua.

3 dari 4 halaman

Berusaha Memaafkan

Ilustrasi/copyright shutterstock

Beberapa hari setelah kejadian tersebut mamah pulang setelah dijemput papah. Kami tahu mamah melakukan itu semua demi kami anak-anaknya. Karena sampai sekarang pun, hampir 20 tahun berlalu sejak kejadian tersebut mamah memilih pisah ranjang. Sejak kejadian itupun mamah menjadi dingin dan sangat cuek sama papah. Jujur, aku marah sama papah. Tapi aku tidak membencinya, apalagi melihat usahanya menebus kesalahannya, rasa marah itu hilang.

Kadang timbul rasa sedih melihat papah sedih karena perlakuan mamah sekarang, tapi dia cuma bisa bersabar dan menerima. Entah kenapa aku begitu mudahnya memaafkan papah. Tapi satu yang selalu aku pegang, Tuhan saja Maha Pemaaf masa aku yang cuma makhluk ciptaan-Nya begitu sombongnya tidak mau memaafkan. Namanya manusia tempatnya dosa, bagiku papah tetaplah orangtuaku. Pengorbanannya membesarkan kami tidak bisa ditebus dengan apapun. Aku tahu papah cuma khilaf. Saat ini usia papah semakin senja, aku cuma ingin papah bahagia. Walaupun tidak pernah tersampaikan namun aku sudah memaafkanmu, papah.

 

4 dari 4 halaman

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA