Yang Lalu Biarlah Berlalu karena Sesama Manusia Wajib Saling Memaafkan

Endah Wijayanti diperbarui 01 Jun 2019, 04:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela: Sambut Bulan Suci dengan Maaf Tulus dari Hati ini.

***

Oleh: Yusriani - Bone

Sahabat adalah pelengkap dalam hidup. Tanpa sahabat hidup seperti ada yang kurang dan dengan sahabat hidup juga lebih berwarna dan ceria. Seperti orang yang lain aku juga mempunyai sahabat. Kami bersahabat ada lima orang dan dari lima orang itu semua mempunyai karakter dan sifat yang berbeda beda, namun hal itulah yang membuat kami menjadi bersahabat. Kata orang sih di mana kami pergi, semua pasti ikut. Kami juga selalu memakai baju yang warnanya sama. Tapi, itu dulu. Semua berubah setelah terjadi masalah.

Masalah yang terjadi antara aku dan salah satu sahabat aku. Masalah yang awalnya hanyalah masalah kecil tapi, entah kenapa masalah kecil itu berubah menjadi masalah yang sangat besar. Hanya karena kami berdua janjian untuk pergi hangout bareng dan bertemu di salah satu tempat yang kami tentukan. Tapi, dia lupa akan janjinya untuk bertemu dan hangout bersama.

Dengan rasa kecewa,bete dan sedikit marah aku langsung pulang ke rumah dan beristirahat untuk menenangkan perasaanku. Keesokan harinya aku berpikir untuk datang ke rumahnya dan meminta penjelasan mengapa dia lupa untuk datang. Sesampainya di rumahnya aku langsung mengetuk pintu rumahnya dan yang membuka pintu adalah dia. Tanpa basa basi aku langsung bertanya, mengapa dia sampai lupa akan janjinya untuk bertemu. Tapi, bukannya mendapat penjelasan dia langsung marah-marah tidak jelas dan menyuruh aku untuk pulang dan dia langsung menutup pintu rumahnya.

 

2 dari 3 halaman

Memaafkan yang Telah Lalu

ilustrasi/Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Setelah dari rumahnya aku memutuskan untuk bertemu dengan sahabatku yang lain dan langsung menceritakan kejadian yang terjadi. Dan mereka tidak menyangka sama sekali mengapa dia melakukan hal seperti itu kepadaku. Hanya karena masalah itu dia tidak mau bertemu lagi bahkan berbicara sama aku. Dan semenjak kejadian itu sikapnya mulai berubah dan memilih untuk tidak bersahabat dengan kami semua. Padahal kami semua masih ingin bersahabat dengannya dan melupakan kejadian yang terjadi. Namun dia tidak mau berteman lagi dengan kami dan selalu menghindari kami semua.

Bahkan teman kami yang lain merasa heran mengapa sikapnya berubah dan kami seperti tak mengenal dia. Hari-hari terlewati tanpa dia dan setiap bertemu kami tidak saling bertegur sapa. Beberapa bulan telah terlewati dan kami tidak juga saling bertegur sapa. Bahkan hampir dua tahun lamanya kami juga tidak berbaikan lagi.

Hingga pada suatu hari yang cerah di saat kami berempat sedang duduk dan berkumpul bersama, kami di kejutkan dengan kedatangannya yang menghampiri kami. Dan dari mulutnya dia mengucapkan kata "maaf". Kami semua terdiam dan heran. Lalu dia berkata lagi, ”Maaf tidak menjelaskan apapun waktu itu, maaf telah membuat kalian kecewa dan maaf atas segalanya. Waktu itu aku lupa sudah janjian dengan kamu dan aku malah membuat janji dengan temanku yang lain dan pergi bersama. Jujur aku kangen dengan kalian semua. Kangen canda tawa kalian." Tanpa di sadari kami semua menangis terharu karena dia telah mengakui kesalahannya. Dan tanpa berpikir panjang kami semua langsung memeluknya dengan erat, dan aku berkata kepadanya, “Aku sudah memaafkanmu dari dulu dan yang lain juga sudah memaafkanmu dan mari kita bersahabat seperti yang dulu lagi,” yang lalu biarlah berlalu karena sesama manusia wajib saling memaafkan

3 dari 3 halaman

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA