Fimela.com, Jakarta Pasangan yang mulai memikirkan soal pernikahan kadang dilanda sebuah dilema. Dalam hati sudah siap untuk menerima pasangan kita seutuhnya. Tapi tak bisa dipungkiri ada rasa semacam belum siap untuk membaur dan melebur dengan keluarganya. Sebab pernikahan tak hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua keluarga.
Saat dilema ini hadir, rasanya kita seperti terombang-ambing. Di satu sisi ingin memulai perjalanan baru dengan orang yang paling kita cintai. Tapi di sisi lain ada mental yang rasanya belum benar-benar siap untuk menghadapi proses penyatuan dua keluarga. Ya, perasaan seperti ini pun sebenarnya lumrah terjadi.
Sadari Bahwa Terkadang Perbedaan Tak Bisa Dihindari
Karakter dan latar belakang keluarganya mungkin berbeda dengan keluarga kita. Saat kita sudah memutuskan untuk mengikat janji suci dengannya, maka kita juga perlu berkomitmen untuk bisa hidup dengan semua latar belakangnya. Mungkin ada mertua yang karakternya agak jauh berbeda dengan orangtua kita sendiri. Ada kakak adiknya yang mungkin ingin perhatian lebih dari kita sebagai "orang baru" di keluarganya. Kondisi seperti itu tak bisa kita hindari begitu saja.
Proses Adaptasi Selalu Butuh Waktu
Setelah menyadari bahwa perbedaan kadang tak bisa dihindari, kini kita perlu memahami bahwa proses adaptasi pun pasti akan butuh waktu. Selalu komunikasikan dan bicarakan baik-baik bersama pasangan. Bila ada hal-hal yang masih mengganjal atau masalah yang masih menyulitkan kita untuk membaur dengan keluarganya, diskusikan bersama. Selalu butuh waktu dan proses. Masalah baru mungkin juga akan muncul. Persiapkan diri kita dengan berbagai kondisi atau keadaan yang tak terduga, lalu yakinlah bahwa jalan keluarnya pasti bisa dicari bersama.
Pasangan Kita Mungkin Juga Punya Kekhawatiran yang Sama
Bisa jadi bukan cuma diri kita yang punya kekhawatiran ini. Bisa jadi pasangan kita juga punya kecemasan yang sama. Mungkin dia juga masih merasa canggung dengan keluarga atau kerabatmu. Di sini kita bisa coba untuk saling menyemangati dan bekerjasama mengurai masalah dan menyelesaikannya bersama. Tak semua individu memiliki kemampuan bisa membaur dengan mudah. Pahami hal tersebut dan berusaha saling memahami untuk mencari jalan keluarnya bersama.
Tetap Berusaha Berpikir Positif dengan Mengatur Ekspektasi Senyaman Mungkin
Kita mungkin tak bisa menyenangkan hati semua orang. Malah mungkin kita tak bisa menjadi menantu idaman mertua kita atau tak bisa menjadi ipar yang ideal. Hal seperti itu memang mungkin terjadi. Tapi kita hanya perlu berusaha sebaik mungkin menjalani peran baru nantinya sebagai istri, menantu, ipar, dan "orang baru" dalam keluarga pasangan.
Kenyataan bahwa pernikahan juga akan menyatukan dua keluarga tak bisa kita hindari begitu saja. Itu realita yang harus kita hadapi. Tapi yakin saja bahwa akan selalu ada saat-saat indah dan membahagiakan yang bisa didapat sebagai pengalaman baru ketika pada akhirnya kita menikah nanti.
Simak Video di Bawah Ini
#GrowFearless with FIMELA