Single Moms Indonesia, Hapus Stigma Ibu Tunggal di Masyarakat

Febriyani Frisca diperbarui 08 Mei 2019, 19:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjadi ibu tunggal atau janda mungkin adalah mimpi buruk bagi sebagian besar perempuan di dunia. Tanpa kehadiran pasangan di sisi, tentu bukan hal mudah untuk dijalani dalam membesarkan anak dan mengurus keluarga. Terlebih, bagi mereka, ibu tunggal yang tidak bekerja. Belum lagi stigma yang hadir di masyarakat tentang janda. Tanpa perlu dijabarkan, mungkin Sahabat Fimela telah mengetahuinya.

Kendati demikian, bukan berarti menjadi ibu tunggal tidak bisa dilakukan dan menjadi akhir kehidupan. It's BIG NO. Maureen Hitipeuw, founder Komunitas Single Moms Indonesia membuktikannya. Melalui komunitas garapannya tersebut, Maureen mencoba membangun kepercayaan diri ibu tunggal dan membuktikan bahwa ibu tunggal tidak seburuk yang orang-orang pikirkan.

Kisahnya berawal ketika rumah tangga Maureen di ambang kehancuran di 2009. Ia mencari support system yang bisa membuatnya tetap kuat di tengah kegamanangan. Berlabuh pada satu komunitas orangtua tunggal, Maureen rupanya merasa tidak sejalan. Dengan latar belakangnya sebagai blogger, Maureen mendirikan komunitas sendiri yang concern pada ibu tunggal saja.

What's On Fimela
Maureen Hitipeuw, founder Komunitas Single Moms Indonesia.(Sumber foto: Nurwahyunan/FIMELA.com)

Adalah Komunitas Single Moms Indonesia, 'rumah' yang nyaman bebas dari penghakiman khusus untuk ibu tunggal di Indonesia. "Suka atau tidak, perlakuan masyarakat ke duda masih lebih baik daripada janda, dan karena tidak menemukan komunitas khusus ibu tunggal, baru di 2014 aku bikin komunitas Single Moms Indonesia," kenang Maureen saat ditemui di Ruang Komunal Facebook.

"Berawal cuma tiga orang, sampai sekarang 1071 anggota terakhir aku cek," imbuh Maureen. Fokus pada ibu tunggal, Maureen ketat melakukan penerimaan anggota di grup Facebook, sebab ia pernah 'kecolongan'.

"Kami benar-benar menjaga privasi anggota, jadi sebelum join ada formulir registrasi untuk database dan pengecekan identitas, apakah calon member benar-benar seorang ibu tunggal atau bukan, karena pernah ada juga laki-laki yang masuk grup Facebook kami dan pasang iklan cari istri," kata ibu satu anak ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Perlindungan untuk Ibu Tunggal di Indonesia

Single Moms Indonesia. (Sumber foto: Nurwahyunan/FIMELA.com)

Seperti komunitas pada umumnya, komunitas yang memenangkan Facebook Community Leadership Program ini juga memiliki kegiatan yang melibatkan para anggota. "Kegiatan kami fokus ke ibu tunggal, di Jakarta setiap bulan ada offline event dengan menggandeng ahli, sebelum ikut program leadership dari Facebook, kami bikin acara secara swadaya, kalau tahunan biasanya anniversary dan acara di bulan Ramadan," jelas Maureen.

Bicara soal anggota, Maureen menjelaskan penerimaan anggota yang terbilang ketat dalam sebuah komunitas. "Saat ini kami punya tiga grup WhasApp inti, pertama untuk member yang baru masuk dengan kondisi kasarnya masih 'berdarah-darah', kedua untuk member yang sudah pulih, dan ketiga untuk member yang sudah happy dan move on," ujarnya.

"Karena kami pernah mencampur semua angota dalam satu grup enviroment-nya jadi nggak sehat, anggota yang sudah move on jadi kesal menghadapi mereka yang belum move on dan akhirnya mereka keluar, dan untuk masuk grup WhatsApp, kami buat peraturan minimal harus gabung di grup Facebook minimal 30 hari," ucap Maureen.

Single Moms Indonesia. (Sumber foto: Nurwahyunan/FIMELA.com)

Di Single Moms Indonesia bukan hanya menjadi wadah bagi para ibu tunggal berkumpul, tapi juga mengedukasi dan mendampingi para anggota dalam kondisi apapun.

"Apapun yang dirasakan itu normal karena proses itu trauma dan setiap orang beda-beda, dan biasanya kami jelaskan bahwa kesedihan perceraian itu sama seperti kesedihan kematian, step-nya seperti five stages of grief, tapi kami ingatkan lagi jangan lama-lama marahnya," kata Maureen.

"Kemarin aku bikin polling mengenai the biggest challenge sebagai single moms, kebanyakan jawab stigma masyarakat, tapi dukungan dari Facebook ke komunitas ini juga jadi buat motivasi ke member untuk lebih percaya diri," tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Maureen mengungkapkan harapan untuk Single Moms Indonesia. Ia ingin suatu saat nanti Single Moms Indonesia punya rumah singgah untuk ibu tunggal.

"Kami ingin sekali suatu saat nanti yayasan kami bikin women center, karena di Indonesia aku lihat belum ada safe house untuk ibu tunggal, kalau untuk perempuan in general mungkin ada, dan di sana nantinya akan jadi basecamp juga, mudah-mudahan suatu saat nanti tercapai," tandasnya.