Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh : Eryza Jazid Adam - Sukabumi
Orang yang tidak bisa mensyukuri (memanfaatkan) sesuatu yang kecil, dia tidak akan mampu mensyukuri (memanfaatkan) sesuatu yang besar. (Pepatah Arab)
Tahun ini, adalah tahun kesepuluh saya bekerja menjadi seorang staf administrasi kantor di sebuah perusahaan peritel produk BBM. Saya memulai bekerja pada penghujung November 2009. Satu setengah tahun setelah lulus SMA. Tahun itu pun menjadi tahun yang pelik, karena lagi-lagi sektor ekonomi terkena imbas krisis moneter global. Boleh dibilang susahnya setengah mati untuk bisa mendapatkan pekerjaan.
Awalnya, saya hanya bekerja menjaga kios kecil makanan dan minuman ringan di area perusahaan yang menjadi milik koperasi karyawan. Rasanya, jika tidak terdesak kebutuhan untuk membantu ekonomi keluarga, saya tidak ingin mengambil pekerjaan tersebut. Namun, pilihan dan alternatif pekerjaan tidaklah banyak bagi saya yang hanya lulusan SMA. Pernah sebelumnya saya melamar kerja ke salah satu ritel waralaba ternama sebagai store attendant dan lulus hingga tahap interview. Namun, saya gagal karena di tahap tersebut saya menolak menjaminkan ijazah SMA saya. Praktik tidak lazim dan tidak ada landasan hukumnya dalam UU Ketenagakerjaan, dan hingga saat ini masih marak dipraktikan dalam rekrutmen tenaga kerja oleh sebagian perusahaan.
Selang dua bulan kemudian, saya pun diberi tugas baru untuk melakukan pekerjaan staf administrasi kantor. Ternyata, sudah beberapa bulan posisi staf administrasi ini kosong karena karyawan sebelumnya sudah resign dari kantor dan pekerjaannya ditangani oleh supervisor. Kewalahan karena operasional perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang, akhirnya melalui penilaian internal perusahaan saya diberikan kesempatan untuk menjalankan tugas staf administrasi. Salah satu poin penilaian tersebut adalah karena ketika mengajukan lamaran kerja terdapat sertifikat keahlian teknisi dan operator komputer dari Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemda Kabupaten di mana saya tinggal. Ketika diadakan tes mengoperasikan komputer oleh perusahaan saya bisa melaluinya dengan baik.
Pekerjaan saya pun berubah, dari mengelola kios koperasi karyawan menjadi mengelola administrasi perkantoran. Pengalaman dan ilmu baru perlahan mulai saya dapat dan saya kumpulkan. Mengenal peralatan operasional kantor, belajar mengelola kearsipan, mengelola surat, belajar etika komunikasi kantor, belajar tata usaha kepegawaian, membuat laporan dan menata lingkungan perkantoran. Semua ini tentunya tidak dilalui dengan mudah. Saat masa prohibisi tidak ada yang membimbing saya secara penuh untuk mengenal dan mempelajari seluk beluk administrasi perkantoran. Semuanya harus saya pelajari dan lakukan sendiri. Memang kaget dan berat. Perlahan saya bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan yang memang mengharuskan karyawan baru belajar sendiri tentang pekerjaan yang menjadi tugasnya.
Selalu Ada Rintangan di Dunia Kerja
Bukan bekerja namanya kalau tidak ada hal yang tidak mengganggu. Aral dan rintangan sudah jadi “santapan wajib” bagi setiap pekerja. Saya pun banyak mengalami hal tidak menyenangkan selama menjalani pekerjaan ini. Mulai dari fasilitas dan peralatan untuk bekerja yang sudah tidak up to date, posisi yang sulit berubah, rekan kerja dan atasan yang senang dengan politik kantor dan office affairs, gaji yang belum pernah menginjak angka UMK, tidak adanya program pelatihan dan pengembangan karyawan, hingga ketidakberesan manajemen di kantor pusat karena konflik kepentingan keluarga pemilik perusahaan.
Upaya mencari dan mendapatkan pekerjaan lain sudah saya lakukan. Namun, hingga saat ini Tuhan belum membuka dan memberi jalan pekerjaan lain yang lebih baik. Sedih rasanya dengan kondisi pekerjaan yang seperti ini. Mengeluh apalagi mencaci nasib bukanlah hal yang baik apalagi bijak. Bagaimanapun, bekerja dan berkarier selalu lekat dengan dinamika atau perubahan dari banyak faktor. Begitu pun soal drama dalam bekerja dan berkarier pasti akan selalu ada dan tak bisa kita hindari. Justru sebaliknya, dinamika dan drama ini yang harus dengan berani kita sikapi dan hadapi.
Jujur, hingga saat ini saya masih belum menapaki apa yang disebut dengan karier. Bagi saya, karier adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan. Karier adalah pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Hingga saat ini, saya belum bisa mendapatkan hal tersebut. Memang sepintas, tak ada perbedaan yang mencolok antara pekerjaan dan karier. Seolah keduanya adalah hal yang sama. Padahal keduanya benar-benar hal yang berbeda. Walaupun karier dibangun lewat pekerjaan juga. Bekerja yang di dalamnya terdapat proses membangun karier adalah salah satu upaya bagi manusia untuk menopang, melanjutkan, dan mempertahankan kehidupannya. Selain itu, bekerja pun memiliki nilai penting secara spiritual yaitu menjadi salah satu bagian dari ibadah.
Pahit Manis Selalu Ada
Masing-masing orang bekerja di berbagai bidang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Dari menjadi seorang pengamen hingga menjadi seorang presiden. Pahit manis dan asam garam dalam bekerja akan tetap ada. Tidak peduli apakah pekerjaan itu dikerjakan dari balik meja di ruangan yang sejuk dengan pendingin udara, atau pekerjaan berat dan kasar di luar ruangan dengan terpaan debu serta sengatan terik sinar matahari. Suka duka dalam meniti pekerjaan dan membangun karier merupakan pengalaman berharga yang tidak bisa diraih lewat belajar rumus dan teori di bangku sekolah. Namun, harus dilakukan dengan terjun langsung ke pekerjaannya.
Biasakanlah bersyukur dalam setiap keadaan. Termasuk dalam pekerjaan dan karier yang sedang sempit. Selanjutnya adalah bersabar dan berusaha terus untuk meraih pekerjaan dan karier impian. Tidak lupa doa yang tulus dan ikhlas, serta merendahkan diri memohon pertolongan kepada Tuhan agar semua upaya untuk membangun pekerjaan dan karier impian dimudahkan dan ada dalam lindungan-Nya. Ingatlah, kesuksesan dalam bekerja dan membangun karier tidak cukup hanya diukur dengan berapa banyak rupiah yang kita dapat. Lebih jauh, ada manfaat dan kebaikan untuk orang banyak dari pekerjaan dan karir yang kita geluti.
Selamat bagi Sahabat Fimela yang sudah mampu meraih pekerjaan impian dan membangun kariernya. Terus berjuang bagi Sahabat Fimela yang belum mampu membangun karier cemerlang dan masih berkutat dengan pekerjaan-pekerjaan biasa. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi Sahabat Fimela yang membaca. Salam.