11 Tahun Menjalani “Profesi” yang Tidak Dibayar

Endah Wijayanti diperbarui 04 Mei 2019, 14:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.

***

Oleh: Rury Widyantari - Bogor

Aku adalah ibu dari seorang putra berusia 9 tahun. Usiaku saat ini 39 tahun. Perjalanan karierku yang terpanjang adalah sebagai ibu rumah tangga. Banyak yang beranggapan bahwa ibu rumah tangga bukanlah suatu pekerjaan melainkan kewajiban. Tapi bagiku ini merupakan sebuah karier yang luar biasa. Hampir 11 tahun saya menjalani profesi ini, setelah sebelumnya sudah merasakan bekerja kantoran sekitar 5 tahunan.

Banyak yang menyayangkan dengan keputusan yang ku ambil ini. Namun keputusanku saat itu sudah bulat, meninggalkan hiruk pikuk dunia perkantoran dan memilih mengurus keluarga. Bukan tanpa alasan, latar belakang pola asuh aku dan suami yang akhirnya membuatku mengambil jalan ini. Aku yang dibesarkan oleh seorang ibu yang tidak bekerja kantoran alias ibu rumah tangga sehingga tahu betul rasanya ”tiap saat” melihat wajah ibu, dan inginnya anakku mengalami hal seperti itu juga. Sedangkan suamiku kebalikannya, dari kecil sudah terbiasa “tanpa” ibu, karena beliau wanita karier. Suami tidak mau anak-anaknya menjalani pengalaman kehidupan seperti yang dia alami. Akhirnya kami sepakat kalau aku di rumah dan suami yang mencari nafkah.

Walaupun sudah ada keinginan menjalani profesi ini, namun di perjalanannya tetap saja banyak kendala. Karena begitu menikah aku dan suami memutuskan mengontrak rumah kecil dengan tujuan ingin mandiri. Aku yang jarang bahkan sama sekali tidak bisa memasak, pelan-pelan harus belajar memasak sembari mengurus rumah, anak dan suami sendiri. Itu yang tidak pernah aku kerjakan selama ini. Rasanya campur aduk.  

 

 

2 dari 2 halaman

Tanggung Jawab sebagai Ibu Rumah Tangga Juga Besar

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Yang bilang jadi ibu rumah tangga itu gampang, salah besar! Aku mengalaminya sendiri. Sangat berbeda dengan ritme bekerja kantoran, waktunya jelas dibayar pula, belum lagi bisa melepas penat dengan kongkow bareng teman kantor. Profesi ibu rumah tangga ini bisa dibilang waktunya tidak terhingga, 24 jam full time. Sempat beberapa kali terbersit menerima tawaran pekerjaan lagi, tetapi kembali lagi kepada komitmen aku dan suami di awal.

Alhamdulillah, 11 tahun menjalani profesi ini semakin menikmati dan bersyukur atas kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepadaku. Masih sama, aku mengerjakan semua pekerjaan domestik sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga. Omongan-omongan di luaran sana yang bernada mencemooh masih ada, tapi sama sekali tidak mengganggu. Keputusan yang kuambil 11 tahun lalu sudah tepat, dengan segala konsekuensi yang ada kami tanggung bersama. Sekarang aku mulai merasakan reward dari karier yang sedang kujalani ini. Yang terpenting adalah apresiasi dan suami dan anak. Melihat mereka sehat dan bahagia merupakan pencapaian tertinggi bagiku. I love my career.