Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh: Laela Dewi - Semarang
Perjuangan tidak akan pernah berakhir. Tahun 2002 awal aku menjadi tenaga honorer di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, dengan upah yang minim. Berbekal ilmu arkeologi yang aku miliki aku berharap dapat mendedikasikan diri pada sebuah museum. Tidak mudah bergabung pada sebuah lembaga pemerintah, karena banyak aturan dan rambu yang harus dipatuhi. Sikap idealis yang masih melekat selepas mahasiswa terkadang membuat masalah dalam tim yang anggotanya lebih banyak para Pegawai Tetap (PNS), saya menyebutnya senior.
Idealisme tidak boleh pupus, demi terwujudnya sebuah harapan dan mimpi untuk sebuah museum yang sudah menjadi rumahku. Argumentasi yang logis disampaikan dengan santun, tanpa merasa sok pintar dan menggurui lambat laun anggota tim dapat menerima demi satu tujuan bersama yaitu memajukan sebuah lembaga yang dinamakan museum.
Waktu berjalan hingga saat yang membahagiakan bagiku, tahun 2006 berhasil lulus mengikuti tes calon pegawai negeri sipil di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Berubahnya status otomatis keberadaanku tidak dianggap sebelah mata oleh para PNS yang senior. Tetapi itu tidak serta merta, masih ada golongan yang menganggap bahwa CPNS belum sepenuhnya seperti PNS.
Semangat Berkarya
Status CPNS bukan suatu halangan untuk tetap menjaga semangatku untuk tetap berkarya di lembaga museum. Berseberangan dengan sesama anggota tim sudah biasa yang luar biasa adalah ketika berhadapan dengan pemangku kebijakan, yaitu pimpinan yang tertinggi yang terkadang menganggap seorang bawahan tidak diperkenankan untuk memberi masukan terhadap atasannya, menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan di kantor.
Tidak henti-hentinya dengan senjata argumentasi yang logis, santun tanpa merasa sok pintar dan menggurui pemangku kebijakan kembali dapat menerima dan memahami. Yang menjadi kesimpulan semuanya adalah komunikasi menjadi peran yang sangat penting dalam mengurai suatu problem/permasalahan di berbagai sektor.
Sampai saat ini perjuangan masih terus saya lakukan, baik meningkatkan kompetensi diri untuk tetap eksis dan bertahan di museum, jabatan kurator dengan susah payah sudah diraih. Itupun tidak menjadi akhir dari segala-galanya, karena masih banyak mimpi yang harus diwujudkan untuk lembaga museum tercinta.