Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.
***
Oleh: Sukma Restidinar - Jakarta Selatan
Why Your Career matters?
Overcoming the fear of failure: My journey with Salad Factor
Karena tuntutan keluarga yang mengharuskan saya untuk berkerja sambil mengurus putra-putri tercinta, saya (Sukma Restidinar, 35 tahun) dan suami memutuskan untuk membangun brand lokal di bidang kuliner yang berlokasi di gedung apartemen di mana kami tinggal. Salad Factor, bertempat di food court di kawasan Kuningan Jakarta Selatan aktif beroperasi di bulan Januari 2018. Toko kami menyajikan menu khusus, yaitu salad yang dibuat fresh setiap harinya. Proses pembuatan branding hingga grand opening membutuhkan waktu kurang lebih setahun. Untungnya beberapa sahabat kami yang notabene adalah juru masak, bersedia bekerja sama dengan kami untuk proses pembuatan semua menu, staff training serta pembuatan proses produksi.
Perencanaan business start-up menuntut penghitungan akurat serta diperlukan nyali yang besar untuk berspekulasi menebak tren serta selera di pasar saat itu. Tren untuk menjalani gaya hidup sehat dan mengonsumsi makanan sehat saat ini sangat digemari oleh kaum milenial yang sibuk bekerja. Konsumen kami yang kebanyakan adalah wanita bekerja sangat menyukai brand ini. Bisnis masakan sehat, terutama salad membutuhkan proses produksi ketat dan quality control dengan standar cukup tinggi karena produk yang disajikan adalah tidak dimasak. Core values dari usaha kami adalah healthy life style yang affordable dan kini semua orang bisa menikmati salad tanpa harus merogoh kocek yang cukup mahal di Salad Factor.
Memang Ada Rasa Takut
Jujur saja, saya memiliki level khawatir tingkat medium karena inilah kali pertama bagi saya untuk merintis karier menjadi pengusaha kecil. Ketakutan tersebut timbul dari kekhawatiran saya untuk gagal. Yang ada dipikiran saya adalah: Bagaimana cara nya mendapatkan kembali investasi yang saya gunakan untuk membangun Salad Factor, lalu bagaiman jika bisnis ini tidak menghasilkan uang dan kami harus menderita kerugian besar dan lain-lain. Dalam merintis usaha ini kenyataannya saya membuat banyak sekali masalah dan kesalahan yang kadang saya tidak habis pikir mengapa hal tersebut harus terjadi.
Saya terjepit keadaan antara meninggalkan keluarga saya dan fokus mengurus usaha saya yang pada saat itu membutuhkan kehadiran saya sebagai manajer operasional. Suami saya pun tidak bisa banyak membantu mengingat beliau bekerja full-time di mana jadwal bekerja nya tidak bisa diganggu. Biaya operasional pun yang melambung tinggi membuat kami harus giat mendongkrak penjualan agar kami break even setiap bulannya. Tidak jarang pun saya dan suami harus menggunakan keuangan kami pribadi karena tidak setiap bulannya kami meraup untung.
Our God is Bigger
Karier saya saat ini sangat penting bagi saya, bahkan it does really matter! Berikut adalah beberapa penjelasan yang saya harap bisa menginspirasi kaum milenial wanita yang sedang merintis start-ups.
1. My career matters because, I am in control of how I want to be. Saya memilih untuk menjadi pengusaha sekaligus ibu dengan harapan di masa depan Salad Factor boleh menjadi berkat bagi semua orang, walau saya harus kehilangan waktu bersama dengan keluarga saya. Lagipula saya percaya bahwa hidup ini adalah anugerah. Life is a gift from God, dan sebagai thankful gratitude nya kita harus bekerja giat dan menjalani hidup yang berbuah kebaikan.
2. Dalam berkarier, saya bersyukur atas setiap problematika yang saya alami bersama Salad Factor. Ibarat sebuah pesawat terbang yang diuji terbang ribuan kali, begitulah saya dan brand kami yang mengalami berbagai tes dan pencobaan dan akhirnya kami tetap survive dan eksis hingga sekarang. Toh setiap kali kita gagal atau berbuat salah pasti ada sebabnya dan banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman yang tidak mengenakkan. Maka dari itu saya percaya kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika anda tidak berani mencoba hal-hal yang inovatif dan positif.
3. Bersama Salad Factor, saya berkesimpulan banyak persoalan yang tidak saya dapatkan atau pelajari ketika saya duduk di bangku kuliah dan Vice versa, ada hal-hal yang tidak anda dapatkan di dunia kerja. Saya beruntung memiliki pengalaman keduanya, idealnya memang sebelum selesai kuliah, alangkah baiknya jika anda menempuh program internship kurang lebih satu tahun. Karena di situlah Anda bisa menyerap budaya kerja sesungguhnya dan menyelami kebijakan perusahaan yang bervariasi dan menantang
4. Melalui karier saya sebagai pengusaha kecil membuat saya memberi definisi apa itu sukses. Kesuksesan tidak bisa diukur oleh hal-hal duniawi seperti berapa banyak perusahaan, properti, bisnis, penghargaan, dan hal-hal fana lainnya yang Anda miliki. Bagi saya pribadi sukses adalah ketika Anda bisa bangkit lagi berulang kali melawan persoalan hidup, kegagalan, dan pencobaan yang datang silih berganting dan kadang membuang kita overwhelmed karena it seems never ends. Tetapi percayalah lewat dinamika itulah hati dan pikiran kita will be renewed dan our perspectives will be changed. Maka jangan takut jika anda melihat kegagalan sudah mendekat, melainkan embrace them with thanksgiving towards our God bahwa masalah dan kegagalan sebesar apa pun, Our God is bigger!