Tanpa Gelar Sarjana, Tetap Ada Peluang Bisa Bekerja di Perusahaan Besar

Endah Wijayanti diperbarui 02 Mei 2019, 11:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.

***

Oleh: P - Jakarta

Jatuh Bangun Memasuki Dunia Kerja

Perjalanan saya menuju dunia kerja bukanlah perjalanan yang mulus dan tanpa rintangan. Impian untuk wisuda dan membawa pulang gelar sarjana juga terpaksa dikubur dalam-dalam karena suatu hari ketika saya masih duduk di perguruan tinggi, orangtua tiba-tiba sakit keras dan membutuhkan banyak biaya. Saya masih kuliah hingga tiga tahun lamanya, sampai akhirnya ayah saya meninggal dan tidak ada lagi yang bisa membiayai kehidupan saya.

Untuk bertahan hidup, saya mulai berhenti masuk kuliah dan mencari pekerjaan paruh waktu. Agak berat mencari pekerjaan yang sesuai minat ketika tidak ada gelar sarjana di belakang nama. Apalagi, saya tidak punya pengalaman kerja sebelumnya. Rasa-rasanya saya sering melemparkan beberapa lamaran, dan hampir tidak ada perusahaan yang berbaik hati memanggil.

Sambil menunggu, saya terus mencoba menjadi penulis lepas dengan penghasilan sangat pas-pasan bahkan terbilang kurang. Kuliah sudah pasti tidak bisa dilanjutkan, tak ada biaya sepeser pun. Saya sudah kehilangan rumah dan banyak uang, finansial saya cukup jelek saat itu. Bekerja sebagai pelayan restoran atau kasir minimarket bahkan sempat terlintas, atau sekalian saja jadi penjaga warnet. Pekerjaan apa saja ingin saya coba demi menghasilkan uang.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Mendapat Kesempatan Bekerja

ilustrasi/copyright pexels.com/Ba Phi

Suatu hari, sebuah perusahaan media yang cukup ternama menelepon, menawarkan sebuah posisi dengan bayaran yang lumayan. Saat itu, dengan pendidikan saya yang bahkan tak lulus sarjana, menurut saya bayaran itu memang lumayan. Saya bekerja kurang lebih setahun di sana sebagai penulis konten, sebelum akhirnya berpindah ke perusahaan lainnya. Perusahaan pertama itu benar-benar batu loncatan saya di dunia kerja. Ketika saya interview kerja di mana-mana, orang-orang akan menyempatkan waktunya sedikit untuk mendengarkan saya ketika saya bilang pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Setelah beberapa kali pindah perusahaan, kini saya bekerja di salah satu perusahaan raksasa yang juga cukup ternama di Indonesia, bahkan lebih besar dari perusahaan yang pertama kali saya masuki. Meski tanpa gelar sarjana, dan setelah mengalami jatuh bangun berkali-kali, akhirnya bisa survive dan bekerja dengan stabil di perusahaan yang sekarang.

Menulis membawa saya pada nasib baik hari ini, meski dulu sempat hidup berkekurangan. Sepanjang perjalanan karier saya, jobdesc yang hampir selalu saya kerjakan adalah menulis. Entah artikel, entah konten media sosial, entah buletin, dan lain sebagainya. Padahal, dulu menulis hanya sebagian dari hobi yang dipandang sebelah mata oleh orang-orang terdekat saya. Siapa sangka, hobi itu pula yang akhirnya mengangkat saya dari keterpurukan.

Memang tidak pernah ada yang mulus dari perjalanan hidup. Semuanya memang harus terjadi dan harus dilewati dengan sebaik-baiknya. Meski kurang beruntung hari ini, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari. Setidaknya, itu yang saya yakini sampai hari ini dan membuat saya tetap semangat bekerja.