Tak Perlu Lama-Lama Bertahan di Pekerjaan Bergaji di Bawah UMR

Endah Wijayanti diperbarui 30 Apr 2019, 12:44 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.

***

Oleh: Setyorini - Malang

Saya akan menceritakan perjalanan karier saya. Nama lengkap saya Setyorini, biasa dipanggil Rini. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Saya sudah bekerja sejak umur 19 tahun, sebelum lulus D1 dari Pendidikan dan Pelatihan 1 tahun di Malang. Jadi saya bekerja sebelum lulus di PT. Panasonic Lighting Indonesia Pasuruan Jawa Timur. Yang merupakan sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di Bidang Elektronik Lampu. Saya di sana bekerja sebegai operator produksi dengan jam kerja 12 jam, terbagi dalam 2 shift yaitu shift siang dan malam dan bekerja secara individu untuk per line sekaligus secara kelompok sesuai grup. Saya bekerja di tempat tersebut sejak 2009 hingga 2010, dengan sistem kontrak selama 1 tahun.

Setelah 1 tahun bekerja di PT. Panasonic Lighting dan tidak ada perpanjangan kotrak kerja, saya memutuskan kembali ke Malang dan kuliah lanjut S1 dengan Jurusan Fakultas Ilmu Administrasi di Universitas Islam Malang. Saya kuliah mengambil kelas karyawan, di samping kuliah saya juga bekerja sebagai administrasi di sebuah bimbingan belajar. Di siang hari saya habiskan untuk bekerja dan malamnya saya pergunakan untuk belajar mata kuliah. Hal tersebut saya jalani dengan penuh ikhlas dan sabar selama 3, 5 tahun dengan gaji di bawah UMR. Meskipun gaji di bawah UMR, hal yang saya petik dari tersebut adalah saya belajar microsoft word, excel, power point, meng-crop gambar, dan memasangnya di lembar soal.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Mencari Pekerjaan yang Lebih Baik

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Bulan April 2014 saya resmi resign, 6 bulan sebelum resign harus mengajukan surat terlebih dahulu. Dikarenakan jika mendadak resign harus mengganti 3 bulan gaji, sekaligus ijazah dan transkrip SMA dan rapor SMA ditahan. Resmi resign saya fokus pada penelitian dan skripsi, tepat Oktober 2014, saya diwisuda dan tujuan pertama saya setelah lulus adalah mencari pekerjaan di PMA. Saya rajin mengikuti jobfair dan malamnya belajar bahasa Inggris dan sempat kursus bahasa Inggris conversation untuk mengasah skill berbicara. Beberapa kali gagal ikut jobfair, dan ada lowongan dari Facebook tentang administrasi sales di distribustor air minum. Saya diterima di tempat tersebut tetapi hanya bertahan selama 3 bulan, mereka menganggap manajemen tidak cocok dengan saya. Saya dengan sabar menerima keputusan mereka meski sempat menangis di luar.

Tak menunggu berapa lama, saya mendapat pekerjaan lagi di sebuah pabrik cat dan thiner sebagai admin pembukuan. Ternyata sungguh lebih berat karena mendapat bos yang lebih berat dari sebelumnya. Tak hanya menjadi admin pembukuan yang dianggap gampang tetapi bisa dibilang admin serabutan, karena saya bekerja di rumah Bu Bos tersebut. Tak hanya mengerjakan pekerjaan administrasi tetapi melayani beliau menjadi pembuka pintu gerbang untuk para sopirnya dan gaji pun terhitung kotor.

Saya hanya bertahan 2 bulan, setelah itu pindah ke menjadi Call Center FIF, di call center FIF, bahagia bertemu teman baru tetapi status pekerjaan hanya outsourcing tidak ada masa depan. Di samping tetap bekerja di tempat tersebut, saya mencari lowongan kerja lain yaitu di tempat kampus saya. Tak berselang lama saya ada panggilan dan tes, kemudian diumumkan diterima. Di tempat FIF, saya mengajukan resign dan untungnya mereka menyetujui tidak sekejam sebelum-sebelumnya.

Di tempat kerja baru saya di kampus sendiri, saya ditempatkan menjadi Staf Pascasarjana. Awalnya takut akan terulang kembali, masa-masa yang buruk tersebut. Tetapi di luar dugaan, saya mendapatkan sambutan yang luar biasa dan diterima dengan segala kekurangan saya. Berbekal dari pekerjaan sebelumnya, saya belajar menjadi terbaik. Hingga saat ini, saya benar menemukan passion saya. Meskipun banyak tugas dan beban tidak membuat saya merasa capek, saya benar-benar menikmati dan mendapatkan kepercayaan dari pimpinan baru.