Fimela.com, Jakarta Gerakan ramah lingkungan tengah gencar disosialisasikan oleh berbagai kalangan di dunia, tak terkecuali dari kalangan para pegiat fashion. Perlahan tapi pasti, konsep sustainable fashion diaplikasikan.
Rabu (24/4) kemarin, Lenzing; produsen serat alami terkemuka dari Austria mengadakan seminar untuk mempromosikan sustainable fashion di sekolah mode ESMOD Jakarta. Melalui aktivitas ini, Lenzing ingin mengedukasi para calon desainer muda agar memiliki pengetahuan mendalam mengenai bahan tekstil alami, serta dapat menjalankan bisnis mode secara bertanggung jawab.
“Industri mode di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memimpin terwujudnya sustainable fashion," ujar Winston A. Mulyadi, Commercial Head Lenzing SEA.
Lenzing mendefinisikan sustainability menjadi strategi yang disebut “Naturally Positive”, dan berfokus pada empat pilar utama: keamanan dan ketersediaan bahan baku kayu, pengelolaan air, dekarbonisasi, dan inovasi yang berkelanjutan.
Visi Misi Lenzing Menyebarkan Sustainable Fashion
Belum lama ini, melalui serat unggulannya dalam tekstil dan mode, TENCEL™, Lenzing mendukung Packaging Room Pop-Up Store oleh Patrick Owen di Plaza Indonesia dan peragaan busananya untuk koleksi Spring/Summer 2019, ‘Altera’, dalam perhelatan Plaza Indonesia Fashion week.
"Koleksi 2019SS Altera saya telah mendapatkan tanggapan yang positif, dan kolaborasi perdana dengan TENCEL™ ini menginspirasi saya untuk memiliki lebih banyak produk mode yang sustainable dan ramah lingkungan,” kata Patrick Owen.
"Kami memiliki misi untuk menjadikan industri tekstil dan nonwoven lebih ramah lingkungan dengan memperluas kolaborasi bersama para mitra bisnis, dan memberikan dukungan penuh bagi talenta-talenta mode di Indonesia untuk menjadi perancang busana yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” papar Winston.
Busana yang terbuat dari serat alami milik Lenzing/TENCEL™ diklaim dapat terurai dengan tanah dalam waktu 20 minggu. Jadi, jika suatu saat busana tersebut sudah tak bisa digunakan, takkan berakhir jadi sampah.