Waspadai Janji Palsu Kenaikan Jabatan dengan Syarat Tak Masuk Akal

Endah Wijayanti diperbarui 26 Apr 2019, 11:39 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya pengalaman suka duka dalam perjalanan kariermu? Memiliki tips-tips atau kisah jatuh bangun demi mencapai kesuksesan dalam bidang pekerjaan yang dipilih? Baik sebagai pegawai atau pekerja lepas, kita pasti punya berbagai cerita tak terlupakan dalam usaha kita merintis dan membangun karier. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis April Fimela: Ceritakan Suka Duka Perjalanan Kariermu ini.

***

Oleh: Yuliee - Padang

Saya kira lulus sekolah, lalu masuk ke dunia kantoran hal yang sangat menyenangkan. Di mana mereka sibuk berkutat dengan buku-buku tebal di bangku kuliah, sementara saya memilih untuk bekerja dengan dalil, bisa membiayai ekonomi keluarga, setidaknya mengurangi beban orangtua. Semua pikiran tentang dunia pekerjaan yang begitu menyenangkan, gaji yang selalu masuk setiap akhir bulan, berpenampilan layaknya wanita karier, hanyalah ilusi belaka.

Satu setengah tahun saya terpaksa harus kehilangan teman-teman, saudara, bahkan orang tua. Di mana pekerjaan yang menuntut saya tidak boleh menghubungi siapapun karena bisa memberikan virus untuk menghancurkan karier saya, dengan jaminan dari mereka akan memberikan posisi manager. Satu tahun tujuh bulan, saya menjadi orang yang tak mengenal keluarga dan kerabat. Karena setiap harinya, waktu saya dihabiskan di pekerjaan yang bahkan tak ada gaji sepeser pun saya terima.

 

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Janji Palsu

Ilustrasi./copyright: unsplash/daiwei lu

Namun anehnya, mata saya belum terbuka. Bagaimana bisa saya bertahan selama satu tahun tujuh bulan, dengan pekerjaan tanpa hari libur, menjual barang bisa dibilang (sales), tanpa gaji, bahkan dilarang berhubungan dengan keluarga? Jika manusia normal mungkin ia akan mudah untuk keluar. Tapi saat itu mata saya masih ditutup, dengan doktrin-doktrin jabatan yang itu hanya kamuflase dan saya tahu jawabannya itu tak akan mungkin.

Akhirnya tiba saatnya, Tuhan menggerakkan hati saya untuk kabur dari mess saat teman-teman sudah pergi bekerja, saya membereskan barang dan menitipkan di salah satu warung dekat dengan mess agar bisa kabur dari sana. Luar biasanya setelah kembali pulang dan disambut air mata oleh keluarga, hati saya tenang seperti melepas beban yang beratnya berton-ton.

Saat itu saya meneruskan untuk melanjutkan kuliah. Alhamdulillah rencana Allah luar biasa dahsyat, saya mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan mulai dari Accounting, Finance, Admin di berbagai perusahaan dengan pimpinan serta karyawan yang luar biasa baik. Kini saya memilih istirahat berkarier dan menyibukkan diri dengan menulis berbagai macam novel, puisi, dan karya-karya lainnya.