Fimela.com, Jakarta Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April dapat menjadi sebuah refleksi atas pencapaian para perempuan masa kini. Salah seorangnya Co Founder brand lokal Cotton Ink Ria Sarwono dalam memaknai spirit pejuang emansipasi wanita pertama di Indonesia Ibu Kita Kartini.
Sosok Ria rasanya bisa menjadi representatif pejuang perempuan era modern yang hidup menjalani passion sekaligus kodratnya sebagai seorang istri dan ibu. Ya, bersama partner-nya Carline Darjanto, bisnis retail fashionnya makin berkembang besar dalam kurun 10 tahun.
"Aku melihat Ibu Kita Kartini meng-empower perempuan untuk fight for she believe dan fokus dengan apa yang menjadi passion-nya. Relate ke zaman sekarang, live with your passion dan fokus dalam satu bidang," ujar Ria saat ngobrol bareng Fimela via telepon.
Saat kami menelepon, Ria sedang mengurus proses hand-over pekerjaan di kantor karena sekitar dua minggu lagi ia akan melahirkan anak ketiganya. Jika di kehamilan sebelumnya, Cotton Ink masih diurus berdua, kini Ria bisa menyerahkan pekerjaan pada anak-anaknya di kantor.
Beruntung ia juga mendapat support penuh dari para karyawannya memasuki 37 minggu kehamilan. Begitu juga dukungan keluarga termasuk suami dan anak-anaknya dalam menjalani profesi sebagai ibu sekaligus pengusaha.
Peribahasa Salah Satu Pegangan Kehidupan
Dengan berbagai pencapaian yang sudah diraih Ria, tentu banyak orang yang menjadikannya sebagai inspirasi atau membuat iri. Namun, sebagai manusia biasa pasti hidup dalam permasalahannya sendiri.
Apalagi para Kartini masa kini juga menjalani kehidupan lainnya yaitu social media. Tentu dengan mudah siapa saja bisa membandingan kehidupannya dengan orang lain, tidak terkecuali Ria sendiri.
"Aku, sih, selalu ingat saja peribahasa Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Jadi, fokus aja untuk nyiramin rumput sendiri. Ditambah we're living in social media, di mana semua orang bisa kelihatan happy, tapi mana tahu mereka juga punya problemnya masing-masing," lanjut Ria.
Seperti rasa capek yang dirasa Ria selama 10 tahun menjalani bisnis sekaligus mengurus keluarga. Ia kerap mendengar jika jadi enterpreneur lebih asyik ketimbang karyawan kantoran.
"Sebenarnya kerja sendiri punya tanggung jawab lebih juga, jadi jangan cuma ngebandingin karena enggak ada yang lebih enak. What I'm trying sama beratnya," tambahnya.
Kutipan Vs Peribahasa
Terima atau tidak, kutipan atau quotes sudah menjadi bagian dari kehidupan yang membantu memotivasi orang-orang yang membutuhkannya. Namun Ria kembali memilih peribahasa favorit lain yang sering menjadi pengingatnya.
"Bagiku peribahasa lebih satir dan sebuah kearifan lokal. Aku sering pakai peribahasa Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Aku melihat ini juga relate dengan banyak hal, terutama kalau aku udah kayak korslet," sambungnya.
Terutama seiring bertambahnya usia, perempuan yang mengaku memiliki gaya kepemimpinan demokratis ini juga mempersempit prioritasnya. Ia berusaha menjalani rutinitas dengan jadwal untuk membagi prioritas apakah pekerjaan atau urusan keluarga yang harus didahulukan.
"Makanya penting banget membuat schedule. Kalau lagi ada urusan anak yang enggak bisa ditinggalin, kerjaan bisa kompromi dan sebaliknya. Tapi, aku enggak berusaha membuat balance karena memang mungkin enggak bisa ideal," jawabnya bijak.