Fimela.com, Jakarta Membaca judul di atas, mungkin kamu teringat jargon kampanye yang dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar. Eits, tapi jangan salah paham ya, Sahabat Fimela, ini bukan proyek pemerintah, kok, melainkan dari Komunitas Ukulele Depok Tercinta (KUDETA), salah satu komunitas yang ada di ekosistem Republik Ukulele Indonesia.
Berada di bawah naungan Republik Ukulele Indonesia, KUDETA yang dimotori Dandi Ratri Antoro membuat kelompok musik yang berisi para anggota KUDETA itu sendiri. Menurut Dandi, berdirinya ansambel ini bertujuan sebagai wadah ekspresi anggota. "Empat Senar Lima Sempurna ini adalah kelompok bermusik yang dibentuk sebagai wadah berekspresi teman-teman KUDETA," kata Dandi.
Minggu (14/4) lalu, ansambel yang dibentuk Maret 2019 lalu ini unjuk gigi untuk pertama kali. Mereka didapuk menjadi opening act di acara Musik Populer Tribute To Bing Slamet dan Adikarso, yang bertempat di Kios Ojo Keos, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dengan membawakan tiga lagu, yakni Sirih Kuning, Keroncong Kemayoran, dan Rayuan Pulau Kelapa.
Pemilihan ketiga lagu tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Dandi, selain diminta oleh pemilik acara untuk membawakan lagu daerah, progresi chord lagu-lagu tersebut pun relatif mudah, serta alasan bahasa.
"Ketika tampil di Kios Ojo Keos itu kami diminta untuk lagu-lagu lokal, khususnya lagu daerah, Sirih kuning kan salah satu lagu daerah, kedua progresi chord-nya relatif mudah, sehingga bisa lebih cepat melatihnya, ketiga, karena berbahasa Indonesia agar gampang kalau dinyanyikan bersama. Kalau in English agak complicated di lidah which is nggak semua anak Jaksel (Jakarta Selatan)," jelasnya.
Terdiri dai 10 orang, Dandi mengungkapkan sifat keanggotaan ansambel ini bersifat fleksibel. "Sebagai wadah berekspresi teman-teman komunitas, maka sangat mungkin sekali bertambah atau berkurang. Jika ada baru bergabung, anggota lama bisa tidak ikut bermusik dulu, tapi tugasnya memberikan mentoring kepada anggota yang baru bergabung sehingga ada transfer knowledge," tutur pria yang juga pendongeng ini.
"Seperti bagaimana caranya tampil di panggung, kebutuhan-kebutuhan manggung, gimana cara negosiasi dan membina jaringan, bagaimana stage act, dan lain-lain. Harapannya agar semua bisa sambil belajar sama-sama dengan ilmu dan pengalaman yang semakin berkembang pula," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dandi mengatakan sejauh ini keanggotaan ansambel tidak dibuka untuk umum. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan komunitas lain. "Sampai sejauh ini sih keanggotaan ansambel ini masih untuk teman-teman komunitas ukulele Depok saja. Karena ya tadi, agar teman-teman punya wadah berekspresi, terkait untuk anggota dari luar komunitas, mungkin bisa dengan cara berkolaborasi," tandasnya mengakhiri pembicaraan.