Kisi-Kisi Kemeriahan Met Gala 2019 yang Berbau Politik, Ada Apa Saja?

Vinsensia Dianawanti diperbarui 15 Apr 2019, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masih ingat dengan Rihanna yang tampil seperti Paus? Ini merupakan gelaran Met Gala 2018 yang rasanya cukup terberkati dnegan tema Katolik yang diimplementasikan dalam fashion.

Dengan tema "Heavenly Bodies: Fashion and The Catholic Imagination, Met Gala tahun lalu menjadi panggung representasi Paus, Biarawan, dan Biarawati. Tahun ini, kejutan apa saja yang akan dihadirkan di Met Gala?

Met Gala 2019 akan mengambil tema "Camp: Notes on Fashion" yang akan diselenggarakan pada awal Mei 2019. Tema ini diambil karena terinspirasi oleh esai Susan Sontag pada 1964 yang mendefinisikan kampanye sebagai cinta yang tidak wajar. Berisi kecerdasan dan berlebih. Tema kampanye yang diambil bisa bermakna lucu, ironis, dan ekstrem sekaligus.

Lady Gaga dan Harry Style akan menjadi dua sosok yang menjadi co-host di Met Gala 2019. Gucci pun didaulat sebagai sponsor utama penyelenggaraan Met Gala 2019.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Memasukkan esensi kampanye dalam bentuk meme ke dalam gaun

Wanita kelahiran 18 Juli 1982 ini juga bermain film Baywatch bersama Dwayne Johnson. Dan baru-baru ini, ia menjadi pusat perhatian publik setelah tampil cantik di Met Gala 2018. (AFP/ANGELA WEISS)

Mengambil "Camp: Notes on Fashion" Met Gala 2019 akan menampilkan lebih dari 200 potongan busana. Bersamaan dengan patung, lukisan, dan gambar dari abad ke 17 hingga hari ini. Karya dari desainer, seperti Virgil Abloh hingga Alexander McQueen, John Galliano, Rei Kawakubo, Mugler, Bob Mackie, Karl Lagerfeld, dan banyak lagi akan ditampilkan dalam pameran. Beberapa desainer akan menampilkan gaun couture yang memasukkan meme dan grafis pada gaunnya.

Sebagian besar pameran akan mengeksplorasi bagaimana ironi, humor, parodi, sandiwara, dan sensasi berlebihan diungkapkan melalui dunia mode. Bagian lain akan menyoroti Versailles bersama dengan subkultur aneh Eropa dan Amerika sejak abad 19 hingga awal abad 20.

Beragam momen kampanye yang ekstrem membuatnya sangat relevan dengan percakapan budaya untuk melihat apa yang sering dianggap sebagai hal yang sembarangan. Namun bisa menjadi alat politik yang canggih dan kuat. Terutama bagi budaya yang terpinggirkan.

Sosok Trump selalu menuai kritik dalam berbagai isu politik, sosial, dan budaya. Sehingga pihak penyelenggara merasa ini waktu yang tepat untuk menyuarakan hal tersebut ke dalam dunia mode.