Fimela.com, Jakarta Pekerjaan dan karier akan memakan sebagian besar waktu dan hidup kita. Menekuni pekerjaan yang disukai serta sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dipunya bisa jadi sumber kebahagiaan sendiri. Tapi jangan sampai kita jadi mengabaikan kesehatan tubuh dan jiwa.
Pernah dengar istilah workaholic? Workaholic bisa diartikan sebagai suatu kondisi dari seseorang yang mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain. Bagi kita yang sehari-hari disibukkan dengan berbagai pekerjaan, mungkin kita kesulitan membedakan apakah kita sebenarnya workaholic atau pekerja keras. Untuk lebih memahami perbedaannya, coba kenali empat tanda umum workaholic ini.
1. Tidak Bisa Berhenti Memikirkan Pekerjaan
Seorang workaholic lebih dari sekadar yang bekerja lembur di kantor. Dilansir dari inc.com, Bryan Robinson serang psikoterapis dan penulis buku Chained to the Desk: A Guidebook for Workaholics, Their Partners and Children, and the Clinicians Who Treat Them menggambarkan seorang workaholic sebagai seseorang yang sedang bermain ski tapi pikirannya tak bisa lepas dari urusan kantor. Dengan kata lain, seorang workaholic tidak bisa berhenti memikirkan pekerjaan. Tak bisa membedakan dan membagi waktu soal kebutuhan personal dan urusan pekerjaan.
What's On Fimela
powered by
2. Waktu Istirahat Dipakai untuk Kerja
"Sebagian besar dari kita meyakini bahwa agar bisa bekerja lebih banyak maka harus bekerja lebih lama," papar Stephanie Marston, pakar kondisi stres yang juga seorang penulis dan pembicara. "Tapi kenyataannya kita bisa lebih produktif saat kita memiliki selang jeda isirahat saat menjalani hari kita," lanjutnya. Sejumlah penelitian pun mendukung sudut pandang Marston. Kita akan lebih produktif bila bisa memiliki waktu istirahat. Kalau masih memaksakan untuk bekerja pada waktu istirahat, bukan hanya produktivitas yang menurun tapi juga hasil kerja kita jadi kurang maksimal.
3. Kesehatan Tubuh Sering Terganggu
Bryan Robinson mengungkapkan bahwa ketika stres kita mengganggu waktu istirahat dan proses pencernaan tubuh, maka tubuh bisa mensekresi kortisol, adrenalin, dan hormon lainnya yang mengganggu kondisi fisik tubuh. Hal ini kemudian bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, menyumpat saluran arteri, dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius. Bila kita memang peduli dengan kondisi kesehatan tubuh kita, kita perlu mengusahkan jam kerja tetap seimbang dan tak berlebihan.
4. Menjadikan Pekerjaan sebagai Satu-satunya Sumber Kepercayaan Diri dan Kebahagiaan
Pekerjaan jadi satu-satunya sumber kebahagiaan. Bila ada sedikit saja masalah di tempat kerja, dampaknya bisa langsung uring-uringan dan gampang marah pada kolega serta keluarga. Waktu untuk keluarga sering dikorbankan demi pekerjaan. Tak pernah mengizinkan diri untuk liburan karena merasa pekerjaan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan. Kehidupan pun jadi tak seimbang.
Merasakan tanda-tanda di atas? Intinya memang kita tetap perlu menyeimbangkan semua kesibukan dan kebutuhan dengan baik, ya. Jangan sampai kesehatan tubuh dan jiwa dikorbankan karena terlalu sibuk tenggelam dalam pekerjaan.