Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya kekuatan untuk mengatasi setiap hambatan dan tantangan yang ada. Bahkan dalam setiap pilihan yang dibuat, perempuan bisa menjadi sosok yang istimewa. Perempuan memiliki hak menyuarakan keberaniannya memperjuangkan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya dan juga bermanfaat bagi orang lain. Seperti tulisan dari Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Voice Matters: Setiap Perempuan adalah Agen Perubahan ini.
***
Oleh: Ruby Astari - Jakarta
Baru-baru ini saya berdebat dengan seorang laki-laki di media sosial. Menurutnya, sangat wajar dan manusiawi bila laki-laki menginginkan perempuan sempurna. Misalnya, cantik, lembut, taat beribadah, setia, penyayang, dan pengertian. Wajar, sih. Saya sendiri juga ingin laki-laki yang ideal. Tampan, baik hati, cerdas, taat beribadah, setia, dan pengertian. Namun, hal di atas jadi masalah ketika laki-laki tadi menambahkan dengan syarat berstandar ganda, alias egois, "...dan harus mau menerima laki-laki apa adanya.”
Singkat cerita, laki-laki itu bersikeras bahwa itu sifat manusiawi kaumnya. Padahal, dia tidak mau terima bahwa yang barusan dia setujui itu standar ganda.
Celakanya juga, masih banyak perempuan yang malah mengamini hal ini. Alasan mereka sudah terlalu sering saya dengar, seperti,“Laki-laki ‘kan mahluk visual. Wajarlah bila ingin yang cantik. Bohong aja kalau enggak. Beda dengan perempuan yang masih bisa menerima laki-laki apa adanya.”
Padahal, pemahaman seperti itu sangat berbahaya bagi perempuan. Tidak hanya bikin mereka mudah tertekan gara-gara merasa harus memenuhi standar sempurna tuntutan laki-laki, perempuan yang masih percaya dengan hal ini juga rentan jadi korban kekerasan.
Contoh mudahnya? Bila pasangan gemar mabuk-mabukan dan doyan selingkuh, masa iya si perempuan dituntut harus tetap sabar dan setia? ‘Kan, jahat namanya. Perempuan baik hanya pantas untuk laki-laki yang baik, bukan yang semaunya sendiri.
Setiap manusia pasti ingin pasangan yang ideal. Itu manusiawi. Namun, kebaikan itu sendiri adalah proses panjang. Manusia yang baik juga tidak boleh egois, hanya menuntut orang lain agar sempurna sesuai standar mereka. Namun, mereka sendiri tidak mau memperbaiki diri.
Sama seperti laki-laki, perempuan pun berhak memilih yang terbaik. Jangan jadi perempuan yang pasrah dan nrimo. Untuk menjadi pasangan yang baik, keduanya harus sama-sama mau belajar agar menjadi pribadi yang lebih baik. Sesungguhnya, penampilan luar akan berubah seiring waktu dan usia. Apa gunanya bila kelakuan masih tercela?