Fimela.com, Jakarta Sebuah pemandangan yang tidak biasa, sebuah perusahaan maskapai penerbangan dipimpin oleh CEO cilik. Tidak tanggung-tanggung, CEO ini berusia 10 tahun. Baru-baru ini, maskapai penerbangan internasional, Qantas bahkan melakukan kerja sama dengan perusahaan miliknya.
Qantas hari ini mengumumkan kerja sama dengan Oceania Express, sebuah maskapai lokal yang baru-baru ini didirikan oleh CEO cilik berusia 10 tahun, usai pertemuan antara pemimpin kedua maskapai di Sydney, Australia. Pertemuan ini juga mengawali program yang akan diselenggarakan Qantas bagi bibit-bibit pemimpin maskapai masa depan.
Pertemuan ini menindaklanjuti surat yang ditulis oleh Alex Jacquot, seorang siswa berusia 10tahun, untuk CEO Qantas Group Alan Joyce. Dalam suratnya, Alex meminta saran untuk menjalankan maskapai penerbangan yang baru ia dirikan saat liburan sekolah. Sebagai balasan, Joyce mengundang Alex untuk berdiskusi langsung.
Korespondensi kedua CEO ini pun mengundang perhatian khalayak dari seluruh dunia. Joyce dan Alex, mengadakan pertemuan di kantor pusat maskapai nasional Australia yang dipimpinnya. Jajaran eksekutif Qantas Group, yakni CEO Qantas Loyalty Olivia Wirth dan CEO Qantas LinkJohn Gissing, turut menghadiri pertemuan tersebut bersama dengan Deputy CEO Oceania Express Wolf Stringer (10 tahun) dan Head of Inflight Service Oceania Express Mila Jacquot (7tahun).
”Dalam suratnya, Alex meminta saya untuk menanggapinya dengan serius, dan itulah yangkami lakukan.Antusiasme yang ia tunjukkan sangat menginspirasi kami. Industri aviasi memerlukan orang-orang visioner, dan kami menemukannya dalam diri Alex. Oleh karena itu, kami senang dapat berjumpa dengan Alex dan rekan-rekannya,” kata Joyce.
“Kami ingin mengabadikan seluruh antusiasme ini, sekaligus meresmikan hubungan antara maskapai tertua dan termuda Australia. Hari ini, kami telah menandatangani nota kesepahaman tentang kolaborasi kedua maskapai kami," ujar Yoyce.
What's On Fimela
powered by
CEO cilik maskapai penerbangan bertemu dengan Qantas Airlines
Kerja sama ini akan dimulai tahun 2026 atau setelah Alex lulus SMA. Jika ia memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, rencana ini mungkin akan sedikit tertunda.
”Sebagai bagian dari perjanjian kerja sama ini, Alex telah memperoleh logo baru, kartu nama, serta ilustrasi livery Oceania Express di atas Boeing Dreamliner. Selain itu, Alex dan rekan-rekan pendirinya diajak mengunjungi Qantas Integrated Operations Centre, menilik fasilitas engineering, dan menjelajah salah satu Airbus A380 milik Qantas," tambah Joyce.
“Ini adalah momen besar bagi maskapai kecil kami. Kami mendapat banyak pembelajaran dari Qantas, dan mereka juga bisa belajar dari kami. Kami punya banyak ide untuk membuat penerbangan jarak jauh tak membosankan. Saya menyukai inflight entertainment untuk anak yang disajikan oleh Qantas, tapi saya rasa kami bisamenyajikan yang lebih baik lagi,” kata CEO Oceania Express Alex Jacquot.