Fimela.com, Jakarta Disadari atau tidak, orangtua seringkali secara sengaja maupun tidak sengaja membandingkan anak-anak mereka dengan anak lain, terutama adalam hal pencapaian akademik. Bahkan orangtua sering membandingkan anak dengan kakak adiknya sendiri di rumah. Tujuannya mungkin baik, untuk memotivasi anak, namun caranya salah.
Membandingkan anak bukanlah tindakan tepat untuk memotivasi anak menjadi lebih baik, justru memiliki efek sebaliknya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology, menemukan bahwa membandingkan pencapaian anak dengan saudaranya sendiri atau dengan anak lain secara akademis hanya akan membuat performa akademik anak semakin memburuk.
Peneliti yang dilakukan di Brigham Young University ini mencatat bahwa kebanyakan orangtua melihat anak pertamanya atau anak yang lebih tua memiliki kecerdasan lebih tinggi dan lebih baik dalam pencapaiana akademik dibanding adik-adiknya dan karena inilah mereka membandingkannya. Orangtua lain yakin bahwa anak perempuannya lebih cerdas dari anak laki-laki mereka.
Sebagai orangtua, dirimu mungkin tak sadar bahwa dengan membandingkan, apalagi dilakukan secara verbal (ucapan atau kritikan langsung) secara perlahan namun pasti akan memberi tekanan stres tinggi dan membuat anak tidak menghargai dirinya sendiri, terlebih lagi ia akan membangun rasa benci pada orangtuanya sendiri dan saudara kandungnya. Tak mau hal ini terjadi kan?
Alex Jensen selaku ketua penelitian memebri saran, memang sulit bagi orangtua untuk tidak memikirkan perbedaan antara anak-anak mereka, namun alangkah baiknya jika orangtua harus fokus mengenali kekuatan dan kelebihan masing-masing anak dan berhati-hati membandingkan secara vokal di depan mereka.
Jadi Moms, berhenti membandingkan dan hargai kelebihan setiap anak karena kemampuan dan kecerdasan setiap anak berbeda.