Evolusi Dad Shoes dari adidas Consortium x Naked Copenhagen

Novi Nadya diperbarui 19 Mar 2019, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak pertama kali diperkenalkan, adidas Consortium telah berkomitmen untuk menyatukan para mitra, retailer, dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses kreatif yang unik tanpa rasa takut untuk berkolaborasi. Meskipun tiap individu menyuarakan hal berbeda dari lingkaran keluarga Consortium, tidak akan ada anggota yang tidak didengarkan. Masing-masing produk mempresentasikan nilai-nilai komunitas lokal yang kerap menginspirasi kreasi baru, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rilisan pertama Communitas hadir melalui kolaborasi dengan Naked, menampilkan sebuah gaya sepatu terbaru khas toko sneaker yang berbasis di Copenhagen. Didirikan pada tahun 2004, Naked dengan cepat dikenal oleh seluruh dunia melalui gaya streetwear yang ditujukan hanya untuk kebutuhan unik pelanggan wanita. Dalam sebuah industri yang sebagian besar didominasi oleh pria, Naked menawarkan sebuah wadah pemberdayaan untuk ekspresi diri wanita.

adidas menjelaskan tentang konsep dari Communitas bahwa, “adidas Consortium membawa komunitas-komunitas spesial ini untuk maju ke depan. Di satu sisi, Communitas merupakan pusat dari seluruh desain kolaboratif, yang juga menyediakan sebuah platform untuk menyorot isu-isu lokal hingga skala internasional; untuk mengangkat percakapan mengenai kelestarian kultur lokal; untuk memperjuangkan tiap individu yang bersatu dan membuat komunitas kami menjadi besar. Dari konsep tersebut, cerita Consortium Communitas dibuat agar dapat memperluas percakapan antara brand dan konsumer lebih dari sekadar pembahasan mengenai produk. Kami ingin menciptakan koneksi erat yang dimiliki oleh mitra Consortium dengan komunitas masing-masing dan menyorot isu lokal dan merayakan kultur yang berbeda.”

Sepatu Magmur Runner diciptakan dari awal dan menyalurkan etos di pusat DNA Naked. Sepatu ini mengenang kembali era keemasan tahun 90an di dunia pakaian dan sepatu adidas, ketika desain yang maju terhubung dengan fungsi berperforma tinggi. Sebuah midsole Adiprene chunky yang memberikan kenyamanan lebih di sekitar midsole, di bagian atas sepatu ini diukir dengan sebuah technical mesh dan lapisan kulit yang mewah.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

adidas Consortium x Naked Copenhagen

adidas Consortium x Naked Copenhagen

“Kami ingin membuat sebuah sepatu yang berbeda dari yang lainnya, jadi kami melintasi jangkauan luas dari siluet basketball dan running untuk memperoleh elemen desain terbaik yang dapat kami temukan,” tutur Stine Pedersen, Creative Director Naked.

“Hal ini tentang meningkatkan estetika sepatu chunky yang merupakan sebuah evolusi dari dad shoe yang berbeda dari kreasi Naked.” Sepatu ini tersedia dengan dua warna klasik: monochromatic white dan versi cream yang akan tersedia di akun Consortium sedunia, sementara versi eksklusif dari Naked menampilkan aksen biru dengan elemen 3-stripes model jaring yang diberikan warna sporting green.

Untuk memperingati rilisan dari Magmur Runner, Naked mengikut sertakan tiga fotografer untuk mendampingi kampanye yang merangkum etos Naked. Polina Vinogradova memiliki pengalaman selama satu dekade dibidangnya dan memiliki latar belakang fotografi malam hari dengan menghasilkan foto dinamis ala fashion editorial.

Sarah Buthmann menguasai seni potret pada fotografi dan mengilhami semua yang difotonya dengan estetika yang berbeda. Petra Kleis memiliki sebuah kemampuan luar biasa untuk terhubung dengan subyek dari fotonya, di mana kelincahan dan humor adalah kunci pertimbangan dengan pekerjaannya. Tiga wanita ini mengambil pendekatan unik dalam pengambilan foto sepatu, yang dilengkapi dengan sebuah cetakan yang digabungkan dari tujuh model yang sama, hasilnya adalah sebuah gambar yang berpadu dengan dinamis. Pada kampanye ini, adidas mengatakan bahwa, “Copenhagen memiliki kreativitas penuh, dan pada awalnya terlihat sulit untuk fokus pada ceritanya. Tetapi hal ini tidak menjadi sulit lagi ketika tim NAKED hadir dengan sebuah kampanye sudut fotografi yang menggunakan fotografer wanita lokal yang memiliki sesuatu yang kuat.”