Indonesia Ributin Unicorn, Grab Malah Sudah Capai Decacorn

Ayu Miranti pada 14 Mar 2019, 00:06 WIB

Fimela.com, Jakarta Awalnya banyak yang menyangka unicorn hanya ditujukan pada binatang mitologi berwujud kuda putih dengan tanduk emas dan bersayap. Namun, hangatnya pembicaraan soal topik ini mulai membuka wawasan jika istilah yang sama juga diberikan pada perusahaan rintisan yang mampu menembus valuasi US$1 miliar.

Selain unicorn, ternyata masih ada tingkatan yang lebih tinggi dalam dunia startup. Yuk, ulik lebih dalam!

Dari Unicorn ke Decacorn dan Hectocorn

Istilah unicorn awalnya dilontarkan oleh Aileen Lee pada tahun 2013 yang melihat langkanya startup yang membukukan valuasi di atas US$1 miliar. Tapi kini, makin banyaknya investor yang menggelontorkan dana pada perusahaan rintisan membuat unicorn tak relevan lagi dijadikan standar keberhasilan startup. Bloomberg pun memperkenalkan istilah decacorn pada tahun 2015 untuk startup yang nilai valuasinya 10 kali lipat lebih besar dibandingkan unicorn.

Selain decacorn, masih ada tingkat tertinggi di dunia startup yang dikenal dengan hectocorn atau perusahaan yang mencapai valuasi di atas US$100 miliar. Beberapa nama besar yang meraih gelar ini di antaranya Apple, Google, dan Microsoft.

Grab jadi Decacorn Satu-Satunya dari Asia Tenggara

Dari 20 startup unicorn yang naik level ke decacorn, kebanyakan merupakan startup dari Amerika Serikat dan China. Namun di akhir tahun 2018, Grab menjadi satu-satunya perusahaan rintisan asal Asia Tenggara yang mampu menembus level decacorn dengan valuasi lebih dari US$11 miliar.

Model bisnisnya yang dinilai menguntungkan mampu menarik minat investor yang memberikan dana dengan total lebih dari US$6 miliar. Selain Softbank Vision Fund yang menjadi investor terbesar, Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital dan Yamaha Motor juga masuk dalam putaran pendanaan Series H.

Butuh Waktu Tak Sebentar untuk Raih Decacorn

Perjalanan Grab menuju level decacorn tak bisa dipandang remeh. Sejak didirikan pada tahun 2012 oleh Anthony Tan dan Hooi Ling Tan, Grab yang awalnya bernama MyTeksi mulai melakukan ekspansi dan menarik investor. Butuh dua tahun saja bagi Grab untuk naik level ke unicorn dan masuk ke Indonesia, sekaligus meluncurkan layanan GrabBike, GrabCar, hingga GrabFood.

Grab mulai bermain di liga besar di tahun 2018. Selain mengakuisisi Uber di Asia Tenggara, Grab pun bekerjasama dengan perusahaan lain yang mendukungnya sebagai superApp, mulai dari OVO sebagai alat pembayaran hingga HOOQ untuk layanan video streaming.

Rencana Grab sebagai Decacorn

Status decacorn yang disandang oleh Grab ini kian membuka peluang untuk memperluas bisnis sekaligus mengejar visi sebagai superApp terkemuka di Asia Tenggara, yang menawarkan solusi sehari-hari. Mulai dari layanan transportasi, pengiriman barang dan makanan, pembayaran mobile, hingga hiburan digital, hanya dalam satu aplikasi. Hal ini dapat tercapai dengan filosofi platform terbuka yang diusung Grab, untuk menyatukan para mitra yang akan menghadirkan hidup yang lebih baik bagi semua yang ada di Asia Tenggara.

Walau telah mendapatkan gelar decacorn, Grab terus meningkatkan layanan terbaik, memastikan tarif yang terjangkau, dan mengutamakan efisien waktu. Beruntungnya kita yang mendapatkan layanan dari Grab sekelas decacorn! (eth)