Fimela.com, Jakarta Ribuan perempuan berkumpul di kota-kota Amerika Serikat, menyatukan kekuatan dan kesaturan visi, untuk mengikuti pawai Women's March 2019. Mereka, dalam pawai ketiga yang dilakukan pada Sabtu (19/1) lalu ini menuntut kesetaraan gender. Juga menyerukan suara-suara perempuan di Negeri Paman Sam dalam berbagai ranah masalah.
Termasuk masalah lingkungan, hak-hak imigran, kekerasan terhadap perempuan, dan lain-lain. Dilansir dari VOA Indonesia, para demonstran yang berkumpul di Washington D.C. menyatakan perempuan tidak akan bisa dipecah-belah. Justru, perbedaan yang mereka miliki menjadi perekat persatuan.
"Banyak orang dan media yang berusaha memecah-belah kita. Bukan kesamaan, perbedaanlah yang justru memersatukan kita," kata Stein seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Aksi Women's March ini pertama kali dilakukan pada 21 Januari 2017 dimana perempuan melakukan protes terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang pada saat itu baru saja dilantik. Sejak saat itu, tulis Elite Daily, Women's March menjadi sebuah fenomena besar di seluruh negara bagian AS, dan meyebar ke seluruh bagian negara di dunia.
Sejak 2017, setiap tahunnya perempuan di seluruh dunia ikut melakukan pawai dan aksi Women's March sebagai bentuk solidaritas dan juga menyuarakan tuntutan yang berbeda-beda di setiap daerah dan negara. Dilansir dari situs Women's March Global, ada berbagai chapters puluhan negara, termasuk Indonesia, Afrika Selatan, Jerman, Italia, UK, Pakistan, Kanada, Australia, dan lain-liannya. Lantas, negara apa saja yang sudah dan akan mengadakan aksi Women's March 2019? Apa saja yang mereka tuntut?
What's On Fimela
powered by
Jakarta, Indonesia
Di Jakarta, Women's March 2019 tidak diadakan pada Januari atau Februari seperti di negara-negara lain. Rencananya, Women's March 2019 akan diadakan pada 27 April 2019. Perubahan ini bertujuan untuk menghindari adanya politisasi acara menjelang Pemilu yang akan diadakan serempak pada 19 April 2019 nanti, agar bebas dari unsur politik.
Selain itu, bulan April dinilai sangat pas untuk menjalani aksi Women's March, karena ada Hari Kartini yang jatuh pada 21 April. Sekaligus merayakan Hari Kartini, perempuan dapat beramai-ramai turun ke jalan dengan semangat kesetaraan gender dan memaknai Hari Kartini.
Pakistan
Para perempuan di Pakistan menggelar aksi Aurat March seperti tahun lalu. Tahun ini, para perempuan Pakistan dari berbagai daerah di sana, termsasuk Lahore, berbondong-bondong turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan mereka.
Dilansir dari New.com.pk, para perempuan di Lahore menjalani aksi Aurat March yang digelar pada Jumat (8/3) kemarin. Para perempuan dan laki-laki bersama-sama menentang stereotip, norma budaya yang mendiskriminasi perempuan, dan juga mengakhiri patriarki.
Australia
Menurut laporan dari Harpers Bazaar, the Sydney Women's March dilakukan pada Minggu 20 Januari 2019. Aksi mereka dimulai pukul 11.30 waktu setempat di CBD, Sydney, Australia. Mereka yang berjalan kaki dari Hyde Park ke Belmore Park menyerukan beberapa tuntutan dengan beberapa poin penting:
- Pembunuhan tragis yang menimpa seorang komedian asal Melbourne, Eurydice Dixon pada Juni 2018 lalu.
- Menuntun dilanjutkannya diskusi mengenai kesetaraan gender dan upah di seluruh Australia
- Menuntun dihapuskannya kekerasan dalam rumah tangga.
Kanada
Menantang udara dingin yang membekukan, ribuan perempuan dari seluruh daerah di Kanada berpartisipasi dalam Women's March yang ketiga pada Sabtu 19 Januari 2019, untuk mengadvokasi hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Ribuan perempuan saat itu turun ke jalan-jalan di berbagai kota di Kanada, seperti di Toronto, Calgary, Regina, Montreal, dan Vancouver.
Dalam aksinya, mereka memiliki beberapa tuntutan seperti menuntut adanya kemajuan mengenai isu-isu seperti gender-biased violance, diskriminasi, hak reproduksi dan isu rasisme.
Jerman
The Foundation of EU Women mengajak seluruh perempuan di Eropa untuk bergabung bersama-sama mengakan aksi Women's March. Aksi yang juga menggandeng Women's Fest ini akan diadakan pada 9 Mei 2019 di Berlin, Jerman, dari pukul 12.00-17.00 waktu setempat.
Aksi ini akan meng-highlight beberapa masalah yang terjadi di seluruh Eropa. Meskipun Eropa merupakan benua dengan negara-negara besar dan maju, namun masih ada beberapa masalah seperti:
- Perempuan masih mendapatkan upah yang lebih kecil dari pria untuk pekerjaan yang sama dan kualifikasi yang sama.
- Perempuan di Eropa tidak cukup terwakili dalam posisi kepemimpinan di dunia bisnis, penelitian, politik, dan bahkan organisasi sosial & budaya.
- Perempuan masih melakukan hampir seluruh pekerjaan di rumah, baik dalam pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, dan memberikan perawatan untuk setiap anggota keluarga.
- Masih banyak kekerasan rumah tangga dan juga kekerasan seksual yang terjadi di hampir seluruh negara-negara Eropa.
- Perempuan dipaksa untuk selalu dan tetap muda, cantik, langsing, dan berperilaku baik.
Negara-negara Lain
Selain di negara-negara di atas, aksi Women's March juga dilakukan oleh negara-negara lain. Seperti di Italia, tulis the New York Times, perempuan turun ke jalan dengan menyerukan penolakan terhadap fasisme.
Seperti di Sydney, beberapa kota di berbagai penjuru dunia juga menggalakkan aksi di hari yang sama, seperti Taipei, dan Buenos Aires.
Sementara aksi yang dilakukan di Spanyol melakukan protes untuk melawan pemerintah koalisi sayap kanan yang menduduki kantor di Andalusia.