Fimela.com, Jakarta Kesetaraan gender dalam dunia bisnis dan karier nampaknya kini sudah mulai membaik. Pasalnya, menurut data Laporan Bisnis Internasional GrantThornton (IBR) yang dipublikasikan bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret ini, menunjukkan peningkatan yang yang signifikan sepanjang tahun 2018.
Laporan tersebut menunjukkan perempuan kini memegang 29% posisi kepemimpinan senior secara global. Angka ini memang hanya naik 10% sejak 15 tahun terakhir. Namun, setengah dari persentase tersebut (5%) dicapai dalam setahun terakhir saja.
Peningkatan ini, menurut laporan tersebut, didorong oleh peluang pengembangan karier di tengah keragaman gender meningkat sebesar 34%. Tentu saja pencapaian ini merupakan kabar menggembirakan di Hari Perempuan Sedunia ini.
Pemimpin global Grant Thornton International, Francesca Lagerber mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian ini. Menurutnya, hal ini merupakan pertanda kuat kesetaraan gender mulai dianggap serius dalam dunia bisnis dan karier.
"Pencapaian ini sangat menggembirakan dan merupakan indikasi kuat bahwa kesetaraan gender mulai dianggap serius dalam dunia usaha. Faktor eksternal seperti meningkatkan transparansi organisasi, pelaporan kesenjangan remunerasi berdasarkan gender dan dialog publik yang sangat masif seperti munculnya Aksi #MeToo telah membuat bisnis sadar akan perubahan yang diperlukan," katanya.
What's On Fimela
powered by
Masih Ada Kesenjangan
Meskipun peningkatan ini cukup signifkan, namun masih ada kesenjangan dalam kesetaraan gender di level kepemimpinan tertinggi. Pasalnya, hanya 15% bisnis di dunia yang memiliki CEO dan Direktur Pelaksana perempuan. Posisi dengan level cukup tinggi yang paling banyak dipegang perempuan merupakan direktur sumber daya manusia, yaitu sebesar 43%.
Pasalnya, menurut Francesca, perubahan di posisi puncak masih sangat lambat. Managing Partner GrantThornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, perlunya ada peningkatan representasi perempuan di posisi senior yang harus terus dilakukan.
"Diperlukan peran dari pemimpin senior, khususnya pemimpin senior pria dengan tindakan yang lebih terencana untuk membuka kesempatan bagi perempuan dalam memberikan kontribusinya di posisi pimpinan senior. Perlu lebih dari sekadar dibuatnya kebijakan-kebijakan yang membahas peluang yang sama dalam pengembangan karier, bias dalam perekrutan dan fleksibilitas dalam bekerja. Untuk mencapai kemajuan yang signifikan, kebijakan-kebijakan ini perlu ditaati, ditegakkan dan direvisi secara teratur dan dinilai dampaknya. Pada saat kebijakan-kebijakan tersebut dipadukan dengan komitmen nyata dari pimpinan senior, maka kita sudah mulai menciptakan budaya yang benar-benar inklusif," jelasnya.