Komunitas Seni Perempuan Membuka Program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia

fitriandiani diperbarui 05 Mar 2019, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia diselenggarakan Rangkaian program tersebut dimulai dengan roadshow bincang kreatif, seleksi Proposal Art Project, Workshop manajemen produksi seni pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, hingga akhirnya terpilih 14 kelompok yang akan menampilkan karyanya di setiap akhir pekan mulai bulan Maret hingga pertengahan April 2019.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation bersama dengan Garin Workshop dalam rangka menumbuhkan bakat-bakat baru kreator seni dunia seni pertunjukan.

“Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2016, kami melihat kegiatan Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia semakin diminati oleh generasi muda," ujar Renitasari Adrian, Program Director, Bakti Budaya Djarum Foundation.

"Senang rasanya melihat komunitas seni yang awalnya hanya berkarya dan berkontribusi di daerah asalnya, kini memiliki kesempatan untuk menampilkan karyanya di Jakarta, bahkan di daerah-daerah lain," lanjut Renitasari.

 

2 dari 2 halaman

Fat Velvet Bawakan Drama Ken Dedes dari Sudut Pandang Perempuan

Fat Velvet Bawakan Drama Ken Dedes dari Sudut Pandang Perempuan. (Foto: Image Dynamics for Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia)

Panggung Ruang Kreatif dibuka dengan penampilan kelompok seni yang berasal dari Bandung, yaitu Fat Velvet. Fat Velvet adalah kelompok kolektif perempuan yang berfokus pada platform kegiatan kreatif melalui pendekatan berbasis komunitas.

Dalam durasi sekitar 60 menit, Fat Velvet menghadirkan pertunjukan teater musikal bertajuk Ontologi Dedes. Sebagai kelompok kolektif perempuan, Fat Velvet mengemas kembali kisah Ken Dedes dari sudut pandang perempuan.

“Fat Velvet mengangkat isu dan permasalahan yang masih sering dihadapi oleh perempuan dan mengolahnya dalam karya pementasan dengan pesan positif di dalamnya. Kami harap, kelompok terpilih program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia dapat terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya yang dapat menginspirasi penikmat seni,” ujar Rama Soeprapto selaku mentor dari Fat Velvet.