Fimela.com, Jakarta Boleh dibilang hanya sedikit perusahaan yang mencapai level decacorn. Ini karena perusahaan harus memiliki valuasi hingga 10 miliar dolar AS agar bisa mendapatkan predikat decacorn. Apalagi untuk sebuah startup mencapai level unicorn saja sudah cukup membanggakan.
Meski begitu, bukan artinya tak ada startup yang mencapai level decacorn ini. Grab yang tak lain pelopor online-to-offline (O2O) mobile platform di Asia Tenggara, baru-baru berhasil mengukuhkan diri sebagai startup decacorn. Status ini pun disandang Grab sebagai startup pertama di Asia Tenggara, setelah membukukan valuasi perusahaan sebesar 11 miliar dolar AS.
Sebagai superapp terkemuka di Asia Tenggara, Grab memang bukan hanya menawarkan layanan ride-hailing, seperti GrabBike, GrabCar, dan GrabTaxi. Lebih dari itu, Grab juga hadir dengan beragam layanan yang turut menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya saja dari ranah market place, Grab menghadirkan layanan pengiriman barang dan makanan, lewat fitur GrabFood dan GrabExpress. Selain itu, pengguna juga bisa dengan mudah belanja bahan baku untuk memasak lewat layanan GrabFresh.
Dari ranah fintech Grab juga menghadirkan GrabReward yang bisa dimanfaatkan untuk bertransaksi secara cashless. Soal urusan tagihan, Grab juga tak ketinggalan fitur pembayaran digital. Sebagai pelengkap, Grab pun tidak luput menghadirkan layanan hiburan digital. Beragam fitur tersebut menjadi fakta penting, yang diakui oleh konsumen Grab sebagai inovasi untuk mempermudah aktivitas sehari-hari.
Terlebih Grab sendiri memiliki filosofi platform terbuka, yang pada akhirnya mampu menyatukan para mitra Grab untuk membuat hidup lebih baik, bagi masyarakat di Asia Tenggara. Tak heran sebutan Grab sebagai everyday superapp kini bukan lagi julukan, melainkan fungsi nyata yang dirasakan langsung oleh banyak penggunanya, terutama untuk melancarkan aktivitas sekaligus memenuhi segala kebutuhan harian.