Katanya Single Itu Bahagia, Yakin Nih Bukan Menghibur Diri Saja?

Mimi Rohmitriasih diperbarui 28 Feb 2019, 07:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa status Sahabat Fimela saat ini? Sedang menjalin hubungan asmara atau masih sendiri karena belum ada sosok yang memenangkan hatimu? Seberapa bahagia dirimu dengan status single atau lajang yang disandang?

Diakui atau tidak, saat menyandang status single seseorang akan tetap merindukan sosok pendamping untuknya. Saat menyandang status single, seseorang tetap memimpikan sosok yang menyayangi dan mencintainya dengan tulus. Apalagi ketika usia terus bertambah sementara teman-temanmu yang lain telah menemukan tambatan hatinya dan punya momongan. Saat ngumpul bareng sobat, mereka asyik dengan si kecil sementara dirimu hanya bisa asyik dengan gadget di tangan atau hanya sekedar godain babynya.

Nggak usah bohong, pasti ada rasa di hati yang cukup menggelitik karena dirimu juga ingin bermain dengan kaki-kaki kecil nan lucu buah hatimu sendiri. Coba renungkan lagi, sejauh dan sekuat dirimu bisa sendirian di saat teman dan kelurga tak lagi bisa full mensupportmu. Atau, dirimu sudah mantap merasa sangat bahagia dengan status singlemu?

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Single Ternyata Lebih Bahagia

ilustrasi single/copyright Unsplash/christian ferrer

Banyak yang bilang bahwa status single bisa membuat seseorang lebih bahagia. Status single bisa membuat seseorang melakukan apa saja tanpa ada yang melarang. Orang yang masih single juga bisa melakukan berbagai perjalanan mengesankan tanpa pusing mendengar omelan dari kekasih. Masih sendiri juga tidak menutup kemungkinan membuat seseorang bahagia bahkan lebih bahagia dari mereka yang sudah berpasang-pasangan.

Melansir dari laman The Conversation, faktanya orang-orang yang memilih lajang lebih bahagia. Bella DePaulo, seorang Project Scientist di University of California, Santa Barbara dalam penelitiannya menemukan jika orang yang hidup sendiri justru menjadi nadi kehidupan perkotaan.

Orang single juga lebih banyak bersosialisasi dengan tetangga dan orang di sekitarnya, menjadi relawan dan berkumpul dengan banyak orang, punya aktivitas yang padat di luar rumah, lebih banyak bergabung di komunitas-komunitas masyarakat serta publik bahkan merasa sangat nyaman dengan kehidupan yang dijalani.

Mereka yang single juga  tak perlu pusing memikirkan pengeluaran yang semakin banyak karena memikirkan penampilan dirinya agar tampak sempurna di mata orang lain. Penelitian lain menunjukkan jika perempuan yang melajang atau single, telah berpisah dari pasangannya akan memilih sendiri dulu rata-rata selama 3 tahun. Kenapa?

Semakin lama perempuan sendiri, semakin ia bisa memahami dirinya sendiri. Semakin lama sendiri perempuan juga akan lebih percaya diri, yakin bisa melakukan segalanya sendiri tanpa takut kesepian. Tapi tetap, di hati yang terdalam ia juga ingin bertemu dengan cinta sejatinya.

3 dari 4 halaman

Di Samping Rasa Bahagia Terselip Rasa Kesepian

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Beberapa penelitian memang menyebutkan jika status single bisa membuat seseorang bahagia. Namun beberapa penelitian lain menyebutkan jika di balik rasa bahagia itu terselip rasa kesepian di dalamnya.

Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa status single akan membuat seseorang merasa kesepian. Tak adanya orang dekat yang bisa menjadi teman curhat akan membuat hidup terasa hampa bahkan suram. Memang sih bagi beberapa orang status single akan membuatnya bahagia. Namun bagi sebagian besar orang status single dan sendiri ini akan membuatnya merasa sangat kesepian, bosan dan kurang semangat. Ingat-ingat kalau lagi jomblo bertahun-tahun, patah hati atau putus cinta itu lho Sahabat Fimela.

Seperti yang diungkapkan neuroscientist University of Chicago, Stephanie Cacioppo, berdasarkan penelitian yang dilaporkan Cigna, setengah dari 20.000 responden mengaku sering dan bahkan selalu merasa kesepian. Responden adalah mereka yang masih berstatus single maupun sudah menikah. Kesepian bisa disebabkan karena tidak ada pasangan untuk berbagi cerita. Kesepian juga bisa karena penggunaan sosial media yang berlebihan. Ketika dirimu masih lajang dan terlalu sering bermain gadget atau sosial media, ini pasti akan lebih berbahaya.

Penelitian yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine, orang yang menghabiskan lebih dari 2 jam di media sosial dalam sehari terisolasi dua kali lebih banyak dibanding mereka yang bersosialmedia selama 30 menit atau kurang. Kesepian akan membuat seseorang mengalami penurunan kesehatan fisik maupun psikis.

 

4 dari 4 halaman

Single Tetap Butuh Teman Bercerita

Ilustrasi/copyright pexels.com

Sudah memiliki kekasih atau masih single, sebenarnya ini bisa membuat siapa saja bahagia. Tapi nyatanya, memiliki kekasih tidak menjamin hidup seseorang lebih bahagia dan mengesankan. Walau kebanyakan orang yang memadu kasih kelihatannya bahagia sih ya. Tapi sangat tidak menutup kemungkinan orang yang memilih melajang atau single jauh lebih kesepian.

Diakui atau tidak, saat menyandang status single atau lajang seseorang akan tetap merindukan sosok pendamping untuknya. Saat menyandang status single seseorang tetap memimpikan sosok yang menyayangi dan mencintainya dengan tulus. Walau ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bahagia selama single, seseorang tetap membutuhan teman berbagi rasa cinta dan cerita demi dapatkan hari-hari yang lebih mengesankan serta bermakna.

Status single memang bisa membuat hidupmu bahagia, tapi bukankah dirimu juga ingin hidupmu lebih berwarna? Harusnya tak ada alasan untuk jatuh cinta pun dicintai, terlebih lagi jika cinta itu cinta abadi dunia akhirat dalam ikatan perhikahan yang mengesankan.

Percayalah Sahabat Fimela, hidup melajang memang nikmat terutama saat kita baru sakit ditinggal kekasih, bercerai atau sebab lain. Tapi sebelum ketok palu tentang rasa bahagia coba kenali diri. Jangan jadi single karena ikutan-ikutan trend yang wara-wiri di socmed tentang single bahagia dan sukses, karena menjadi single lebih dari sekedar urusan individu. Memilih single itu juga terkait status sosial maupun kesejahteraan lahir dan batin. Dan yang terpenting adalah tentang kualitas kita sebagai manusia.