Fimela.com, Jakarta Judul: Fahrenheit 451
Penulis: Ray Bradbury
Alih bahasa: Lulu Wijaya
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
"Bakar sampai menjadi abu, lalu bakar abunya. Itu slogan resmi kami."
Guy Montag adalah petugas kebakaran. Pekerjaannya: membakar buku, semua buku, sebab buku adalah sumber segala kekacauan dan ketidakbahagiaan, sehingga harus dimusnahkan. Si Anjing Pemburu yang bekerja di Departemen Kebakaran dan dilengkapi jarum suntik mematikan, dan dikawal helikopter, siap melacak para pembangkang yang menantang aturan, orang-orang yang nekat menyimpan dan membaca buku, di tengah masyarakat yang telah dibius dan diperbudak media, obat-obatan, dan konformitas.
Tetapi Montag tidak bahagia, dan perkawinannya tidak harmonis. Apakah ada buku-buku yang disembunyikan di rumahnya?
***
Guy Montag merupakan seorang pemadam kebakaran. Tapi tugasnya bukanlah memadamkan api seperti yang kita tahu, melainkan membakar rumah yang di dalamnya tersimpan buku-buku. Dengan kata lain, tugas utamanya adalah membakar buku. Bahkan dalam pekerjaanya, ada slogan, "Bakar sampai menjadi abu, lalu bakar abunya." Kini pertanyaannya, kenapa buku-buku harus dibakar?
Di setiap helm petugas pemadam kebakaran terdapat tulisan angka 451. 451 menyimbolkan suhu 451 derajat fahrenheit, yaitu temperatur yang mampu membakar kertas buku dan menghanguskannya. Buku-buku yang dibakar benar-benar akan dihanguskan sampai tak tersisa. Orang-orang yang ketahuan menyembunyikan buku pun akan diburu. Sungguh akan bernasib buruk orang-orang yang diam-diam memiliki, menyimpan, atau menyembunyikan buku.
Diyakini bahwa buku-buku dibakar demi menciptakan kedamaian pada setiap orang. Para petugas pemadam kebakaran seperti Guy Montag pun diberi fasilitas canggih yang bisa menampilkan berbagai informasi dan hiburan dengan konten yang sudah ditentukan. Sehingga tak perlu ada keributan karena ada perbedaan pendapat. Tak perlu lagi saling menyudutkan karena perbedaan pandangan setelah membaca buku-buku. Buku-buku dianggap "membahayakan".
Pada suatu malam, Montag bertemu dengan seorang perempuan bernama Clarisse. Bersama Clarisse, Montag mengobrolkan banyak hal. Bahkan Clarisse memancing banyak pertanyaan yang membuat Montag tak bisa berhenti memikirkannya. Kisah-kisah dari masa lalu hingga hal-hal kecil yang selama ini luput dari perhatiannya.
Clarisse menceritakan banyak kisah. Berbagai sudut pandang yang diutarakannya pun kemudian membuat Montag merasa ada yang salah dengan pekerjaannya. Ia merasa tak nyaman lagi bila ditugasi membakar buku. Bahkan ia malah penasaran dengan isi buku. Dalam sebuah tugas, ia diam-diam menyelipkan dan menyembunyikan buku di bajunya yang membawanya pada suatu malapateka.
Buku sama sekali tidak ada ajaibnya. Keajaiban itu hanya ada di dalam apa yang disampaikan buku-buku itu, bagaimana mereka menjahit petak-petak semesta menjadi satu kain untuk kita. (hlm. 165)
Fahrenheit 451 adalah sebuah novel distopia karya penulis Amerika Ray Bradbury, yang terbit pada 1953. Dilansir dari Wikipedia, Fahrenheit 451 dianggap sebagai salah satu karya terbaik Ray Bradbury. Bergenre distopia, Fahrenheit 451 mengangkat tema dalam fiksi yang menggambarkan dunia manusia dengan sistem pemerintahan yang diktator. Segala sesuatunya diatur. Berbagai informasi dibatasi. Masyarakat dilarang menyimpan apalagi membaca buku karena dianggap hanya akan menghancurkan kedamaian. Informasi yang boleh dan tidak boleh diterima masyarakat diatur dengan satu pusat kontrol utama.
Dengan setting masa depan bergenre distopia, Ray Bradburry menyampaikan kritik sosial yang rasanya sangat relevan dengan yang sedang kita hadapi sekarang. Betapa bahayanya bila masyarakat tidak lagi membaca. Betapa buruknya kehidupan yang dijalani bila segala sesuatunya dibatasi. Tak terbayang betapa takutnya orang-orang yang dalam hidupnya harus menyembunyikan buku-buku demi keselamatan jiwanya. Ada jiwa-jiwa yang hilang ketika kemampuan untuk menghargai kata dan tulisan tak lagi ada.
Pada bagian awal novel ini kita merasa harus lebih dulu meraba-raba kehidupan yang dijalani oleh Montag. Terasa agak membingungkan. Tapi konflik demi konflik yang muncul membuat buku ini jadi sangat menarik dinikmati sampai akhir. Bahkan ikut deg-degan dan penasaran dengan nasib Montag setelah ia melakukan sebuah tindakan yang sangat mengejutkan. Fahrenheit 451 merupakan salah satu novel penting yang perlu kita baca sekali seumur hidup.
Mengapa buku dibenci dan ditakuti? Buku memperlihatkan pori-pori di wajah kehidupan.