Gaji Sebesar Apapun Kalau Gaya Hidup Tinggi, ya Nggak Akan Cukup!

Endah Wijayanti diperbarui 26 Feb 2019, 18:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: A - Situbondo

Kata Bapak, jalani hidup itu yang biasa-biasa saja, karena yang penting itu hidup tenang dan damai tanpa utang. Meskipun hidup biasa-biasa saja kadang memang selalu direndahkan dan tak dihargai orang. Jadi dari zaman aku kecil, almarhum bapak selalu bilang untuk hidup yang sederhana, jangan memaksakan kehendak dan kemauan yang bersifat konsumtif saja. Biaya hidup sama dengan gaya hidup. Kalau gaya hidup sudah tinggi, biaya hidup juga tinggi. Jadi gaji sebesar apapun kalau gaya hidupnya tinggi ya nggak akan cukup. Untuk itulah bapak selalu bilang untuk selalu bersyukur dalam hal apapun kepada anak-anaknya, termasuk kepadaku yang sampai saat ini omongan itu selalu aku pegang.

Pernah suatu hari omongan itu benar-benar menjadi cermin di saat hari gajian tiba, aku dan temanku yang menerima gaji di tanggal yang sama selalu mengeluh dengan gaji yang dia terima. Padahal kalau mau dibandingkan dengan gajiku, gajiku masih jauh di bawah dia. Yah gaji dia lebih tinggi daripada gajiku. Tapi kenapa dia selalu mengeluh? Ternyata jawabannya karena duit dia habis untuk menutupi utang dan beberapa cicilan yang dia punya. Dan aku bersyukur bapakku pernah berpesan untuk selalu hidup sederhana, meskipun kadang kesederhanaan itu selalu dipandang rendah dan diolok. Misal saja dari penampilan, aku yang berpenampilan biasa aja dan tak ada barang mahal apalagi bermerek, berbeda sekali dengan temanku yang penampilannya wow sekali dan selalu pamer barang yang dia punya dengan merek yang dia pakai. Ya begitulah pokoknya!

Dari kejadian itu aku melihatnya sebagai pelajaran hidup, bukan hanya dari satu sisi, tapi melihat dari sisi berbeda. Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya sendiri, mau bagaimanapun dan mau seperti apapun, di balik itu ada konsekuensi yang harus dijalani. Misal mau bergaya keren macam apa kalau tidak ada duit ya ujung-ujungnya minjem/ngutang meski gaji pas-pasan, begitu sebaliknya berpenampilan sederhana menyesuaikan gaji juga tidak membuat orang lain rugi. Toh duit ya duit sendiri, dan aku memilih untuk hidup yang sederhana seperti yang almarhum bapak aku bilang meski dipandang sebelah mata.