Alserkal Avenue, Rumah Bagi Panggung Seni dan Budaya di Dubai

Karla Farhana diperbarui 26 Feb 2019, 13:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tahun 2007, ketika creative movement tumbuh perlahan di kota Dubai nan modern, seni kontemporer mulai berakar di area Al Quoz. Anak-anak muda dengan ide-ide kreatif serta memiliki jiwa seni mulai membutuhkan sebuah rumah bagi mereka untuk berkarya. 

Abdelmonem Bin Eisa Alserkal memutuskan untuk mendedikasikan sebuah kumpulan gudang sebagai wadah sekaligus 'rumah' bagi mereka, sekaligus untuk membantu membangun panggung kesenian dan budaya di kota tersebut. Komplek gudang tersebut pun dinamakan Alserkal Avenue. 

Jika sudah mengenal Al Quoz dengan baik, area ini sebenarnya merupakan sebuah kawasan industri di mana terdapat banyak gudang, car showrooms, serta tempat penyimpanan yang sama sekali jauh dari kesan artsy. Melalui 'tangan' Abdelmonem, Alserkal Avenue menjadi sebuah kawasan yang penuh karya seni dan hidup. 

Dalam beberapa tahun, beberapa galeri seni terbaik ikut bergabung dan pindah ke dalam komplek Alserkal Avenue. Mereka kemudian membangun galeri-galeri seni dan budaya di sekelilingnya. Hingga tahun 2013, Alserkal Avenue baru mengumumkan ekspansinya dan membukanya untuk masyarakat umum dua tahun kemudian. 

Sepanjang tahun tersebut, kawasan meluas untuk membangun berbagai galeri seni baru dari berbagai region dan belahan dunia. Termasuk butik-butik lokal. 

Saat ini, Alserkal Avenue bukan hanya sebuah kawasan penuh galeri seni dan panggung budaya, tetapi juga sebagai tempat pertemuan komunitas kreatif, dari visual arts hingga cinema, tarian hingga teater dan musik, bahkan arsitektur dan furniture design. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

One-Stop-Shop for Art

Alserkal Avenue | Karla Farhana/Fimela.com

Mengunjungi kota Dubai, bagi sebagian orang, mungkin sudah membosankan. Pasalnya, kota modern ini menyuguhkan beberapa pusat perbelanjaan dan mall megah seperti Dubai Mall dan Mall of Emirates. Namun, bagi pecinta karya seni, Alserkal Avenue dapat menjadi tempat shopping yang memberikan pengalaman jauh berbeda dengan pusat berlanjaan lain. 

Pasalnya, Alserkal Avenue merupakan arty department store. "Ada banyak fashion dan art stores yang mungkin tidak untuk semua orang. Namun kamu bisa berjalan-jalan, browse, sampai menemukan karya seni dan barang yang dibutuhkan," kata Jennifer dari Dubai Tourism. 

Para pecinta art mungkin harus ke beberapa galeri seni kontemporer di sini. Antara lain, ada 1X1 Gallery, Ayyam Gallery, Carbon 12, Custot Gallery Dubai, Elmarsa Gallery, gallery Isabelle van den Eynde, Green Art Gallery, Grey Noise, Lawrie Shabibi, Leila Heller Gallery, dan The Third Line. 

Pecinta fotografi mungkin juga akan merasa seperti berada di surga. Karena, pengunjung dapat melihat-lihat dan juga ikut belajar mengenai fotografi di Gulf Photo Plus.

Sementara, pecinta seni tari dan teater juga dapat mengunjungi Sima Performing Arts, The Junction, dan The Fridge. Ada pula Jean-Paul Najar yang menjadi salah satu toko yang pas untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga di Tanah Air.  

Jangan lupa juga untuk mengunjungi Cinema Akil yang menayangkan berbagai film-film berkualitas dari seluruh dunia untuk penonton di UAE. Bioskop independen ini dibangun dengan tujuan menciptakan kesadaran dan minat dalam film dan seni sinematik. Awalnya, di tahun 2014, Cinema Akil merupakan bioskop nomaden. Usai menonton film, pengunjung dapat duduk-duduk santai sambil menikmati chai di Chaiwala. 

Cinema Akil di Alserkal Avenue | Karla Farhana/Fimela.com
3 dari 3 halaman

Pusat Makanan

Di Alserkal Avenue, bukan hanya soal seni dan toko-toko yang dapat dikunjungi saat berkunjung ke Dubai. Namun, Sahabat Fimela juga dapat menikmati makanan yang dijual di sini. 

Bagi pecinta makanan vegan, bisa dapat berkunjung ke Wild & the Moon, Nightjar, HAPI yang terkenal dengan bone broth-nya, juga Mirzam Chocolate Makers. 

 

Cokelat merupakan makanan dan camilan yang ada di seluruh belahan dunia. Tapi hanya di Mirzam, pengunjung dapat menikmati cokelat yang terbuat dari biji kakao dari berbagai negara, termasuk biji cokelat dari Indonesia sambil melihat proses pembuatannya. Nama Mirzam sendiri diambil dari nama sebuah bintang yang bersinar pada awal musim panas. 

Di toko ini, pengunjung dapat melihat langsung bagaimana cokelat dibuat. Bukan hanya sekadar pabrik cokelat dan toko, Mirzam memiliki Tasting Gallery yang buka setiap hari dengan menyuguhkan freshly baked brownies, cokelat panas, kopi, dan chocolate gelato.