Fimela.com, Jakarta Dubai bukan hanya tentang gedung-gedung pencakar langit, Burj Khalifa, dan hotel megah Burj Al Arab. Sebelum dibangunnya gedung-gedung pencakar langit, Dubai merupakan kota sederhana dengan rumah-rumah terbuat dari mud dan cangkang kerang.
Kota Baru dan Kota Lama Dubai hingga kini masih bersandingan. Dari atas puncak Dubai Frame, Sahabat Fimela dapat melihat penampakan Dubai baru dan Kota Lama berdampingan. Meski tidak setinggi Burj Khalifa, Dubai Frame menjadi bangunan penting bagi Dubai.
Dengan tinggi 150 meter dan memiliki 48 lantai, Dubai Frame terletak di Zabeel Park, persis di tengah-tengah antara kota baru dan lama Dubai. Seakan membingkai kedua kota tersebut yang nampak kontras, Dubai Frame merupakan landmark terbaru di Dubai yang baru saja dibuka tahun 2018.
“Ide dasar dari Dubai Frame adalah untuk memberikan pengalaman kepada pengunjung seberapa cepat Dubai berkembang. At the top, pengunjung dapat melihat Kota Dubai dengan panorama 360 derajat,” cerita guide dari Dubai Frame.
Dubai Frame merupakan landmark terbaru. Didesain oleh seorang arsitek yang berasal dari Meksiko, Fernando Donei. Lewat desainnya, Fernando memenangkan ThyssenKrupp Elevator Arcitecture Award Dubai di tahun 2008.
Bangunan yang membingkai kota lama dan baru Dubai ini terlihat sangat indah. Warna emasnya bersinar saat disirami cahaya matahari di siang hari. Namun, bangunan ini tidak benar-benar terbuat dari emas, melainkan dari stainless steel berwarna emas yang tahan panas.
What's On Fimela
powered by
The Past, Present, and the Future
Lantai dasar Dubai Frame terbagi menjadi dua bagian. Ruang pertama merupakan ruangan berisi diorama sejarah Dubai. Sebelum menemukan minyak, masyarakat Dubai mencari nafkah dengan menyelam ke dalam laut untuk mencari mutiara, tanpa mengenakan alat selam sama sekali.
Dalam Old Gallery ini, Fimela.com digiring untuk melihat serangkaian sejarah Dubai dengan singkat, melalui diorama dan multimedia exhibition. Juga 3D projection yang membuat foto-foto Dubai zaman dahulu tampak hidup.
Usai menyelami kisah lama Dubai, pengunjung akan digiring masuk ke sebuah lift yang akan mengantarmu ke lantai paling atas, the Sky Bridge. Di lantai setinggi 150 meter ini Sahabat Fimela akan mendapatkan pemandangan kota Dubai 360 derajat.
Di bagian utara, terlihat Kota Lama dengan berbagai landmark are seperti Deira, Umm Hurair, dan Karama. Sementara gedung-gedung tinggi dan kota modern, termasuk Burj Khalifa, terletak di area selatan. Tak hanya pemandangan menarik dari dua wajah kota Dubai, di lantai paling atas ini juga terdapat games untuk anak-anak sekolah dengan teknologi mutakhir.
Jangan khawatir, jika tidak sempat bertandang ke Dubai Frame di malam hari, Sahabat Fimela juga dapat memandangi gemerlap kota Dubai melalui augmented reality screen, yang menampilkan penampakan kota Dubai selama 24 jam.
Jangan hanya asyik memandang kedua wajah kota modern ini. DI tengah-tengah lantai ini, terdapat satu garis lantai yang terbuat dari kaca. Pengunjung dapat melangkahkan kaki sambil melihat pemandangan dari atas.
Lift akan mengantarkanmu kembali ke lantai mezanin di mana terdapat Future Gallery. Bagaikan masuk ke dalam mesin waktu, tim FImela.com ‘diantar’ untuk melihat dan merasakan Kota Dubai 50 tahun yang akan datang, melalui teknologi interakctive projection dan teknologi virtual reality.
Alternatif Bagi Burj Khalifa
Mengunjungi Dubai tentu akan terasa kurang tanpa melihat kota Dubai dari atas puncak Burj Khalifa. Namun, tiket masuk yang tidak murah membuat banyak pengunjung untuk melewati kesempatan ini. Meskipun begitu, Dubai Frame dapat menjadi alternatif dari Burj Khalifa dengan harga tiket yang lebih murah.
Orang dewasa akan dikenakan biaya 50 Dirhams atau Rp200 ribu, sementara anak-anak dikenakan biaya 20 Dirhams atau kira-kira Rp80 ribu.