Fimela.com, Jakarta Ada banyak faktor penunjang pertumbuhan anak yang optimal, salah satunya adalah kebiasaan sarapan bernutrisi. Penting diketahui bahwa sarapan dibutuhkan bukan hanya untuk menambah energi, karena sarapan pada akhirnya akan mempengaruhi kecerdasan akademis anak.
"Kebiasaan sarapan akan mempengaruhi kinerja kognitif terutama dalam hal daya ingat dan kemampuan memperhatikan pelajaran di kelas," ungkap penelitian yang dilakukan oleh Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha Sp.A (K), spesialis anak konsultan nutrisi dan metabolik.
Secara klinis, Ahli Neuroanatami dan Neurosains Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd juga membenarkan, "Konsumsi sarapan dapat mempengaruhi kualiat short term memory, yang pada akhirnya akan mempengaruhi long term memory juga."
Untuk memulai kebiasaan sarapan ini, peran orang tua amat penting. Seperti apa nutrisi yang dibutuhkan dan bagaimana agar sarapan jadi kebiasaan bagi anak?
What's On Fimela
powered by
Orang Tua Jadi Contoh dan Menyediakan Nutrisi yang Dibutuhkan
Tidak semua keluarga atau individu memiliki kebiasaan sarapan, tapi bukan berarti sarapan tidak bisa jadi kebiasaan. Untuk yang baru memulai, cobalah untuk konsisten selama 22 hari melakukannya. Dalam kurun waktu tersebut, secara otomatis tubuh akan 'merekam' aktivitas sarapan sebagai rutinitas.
Menurut dr. raissa E. Djuanda M.Gizi, Sp.GK, jika ingin anak memiliki kebiasaan sarapan, orang tua harus menjadi contoh. Ajak anak sarapan bersama tiap pagi dan jangan biarkan anak melewatkan waktu sarapannya. Jika terburu waktu untuk menyiapkan sarapan, dr. Raissa menyarankan untuk menyiapkan sarapan praktis seperti susu dan buah yang bisa dimakan di perjalanan.
"Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, diperlukan nutrisi yang benar dengan jadwal yang tepat. Mengonsumsi sarapan bernutrisi sangat penting untuk memberi energi yang cukup di pagi hari agar kinerja otak bisa maksimal, karenanya pilihlah menu sarapan dengan bijak misalnya berupa asupan yang mengandung serat pangan, vitamin, dan mineral," papar dr. Raissa.