Fimela.com, Jakarta Hadirnya industri e-commerce memudahkan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Bahkan kegiatan belanja online sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat. Dalam acara E-commerce 4.0, What's Next, Ipsos Indonesia memaparkan bahwa e-commerce 4.0 menjadi generasi terbaru dari industri e-commerce.
E-commerce 4.0 menawarkan pengalaman belanja online yang membuat konsumennya merasakan barang yang akan ia beli. Di Cina, Alibaba melakukan sejumlah inovasi agar konsumennya bisa mencoba langsung produk yang ia beli. Seperti ketika hendak membeli mobil, konsumen bisa melakukan test drive di vending machine yang tersedia.
Selain itu, konsumen juga bisa berbelanja pakaian dan kebutuhan rumah tangga lainnya tanpa harus antre panjang saat melakukan pembayaran. Konsumen hanya perlu memindai QR Code yang tertera pada rak belanja dan membayarnya secara online. Setelah pembayaran, konsumen tidak perlu membawa barang belanjaannya. Mereka bisa menggunakan fasilitas jasa pengiriman yang disediakan oleh toko.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Di Indonesia terdapat tiga kategori yang paling dicari di e-commerce. Yakni fashion and sport, produk elektronik dan gadget, dan bill payment and beauty products. Soeprapto Tan selaku Managing Director Ipsos Indonesia menuturkan bahwa konsumen Indonesia mungkin membutuhkan suatu pengalaman baru untuk belanja online di kategori lain.
E-Commerce 4.0 di Indonesia
Beberapa e-commerce sudah menerapkan sistem O2O, seperti Blibli.com yang memungkinkan konsumen berbelanja barang secara online dan mengambilkan di toko secara langsung untuk merasakan pengalaman dari barang yang dibeli. Sehingga e-commerce 4.0 ini menggabungkan kemudahan online dan pengalaman offline menjadi suatu perpaduan yang unik dalam berbelanja.
"Tujuan kita bukan untuk mematikan offline. Kita percaya bahwa keduanya mengusung pengalaman konsumen dalam berbelanja. Online hanya salah satu channel-nya. Banyak yang bilang mall dan ritel mati karena online. Tidak seperti itu. Justru dengan 020 (online to offline) membawa traffic ke mall. Orang datang langsung ke toko akan menemukan tablet Blibli.com dan mendapatkan fasilitas layaknya belanja online," ujar CEO Blibli.com Kustomo Martono.
Selaras dengan Kustomo, Soeprapto pun menambahkan jika era e-commerce di Indonesia perlu memperhatikan empat hal. Yakni infrastruktur berupa jaringan internet yang memadai agar para pelaku industri e-commerce dapat menghadirkan inovasi terbaru, kesiapan konsumen dan mitra bisnis dalam mengadopsi teknologi dan inovasi terbaru, diversifikasi kategori, dan meningkatnya kreativitas dalam memanfaatkan platform yang tersedia.
Mengantisipasi penyebaran barang KW
Dengan lahirnya e-commerce 4.0, Yustinus Prastowo berpendapat bahwa e-commerce akan berlomba untuk mempertahankan kredibilitasnya dengan menghadirkan produk yang original. Sehingga meminimalisir penyebaran barang KW yang masih ditakuti oleh konsumen Indonesia.
"Ini bagian dari Market Mechanism. Bagi yang tidak kredibel akan mati. Dalam persaingan di sektor ini akan menjadi pertarungan reputasi jika ada yang memanipulasi produk," ujar Yustinus Prastowo.
Menghadapi era e-commerce 4.0 ini bukan hanya penjualnya saja yang diberi edukasi dan melakukan penyesuaian. Sebagai konsumen pun harus mendapatkan edulasi dan literasi karena semua orang kini bisa menjadi produsen dan konsumen. Sehingga ada jaminan bagi konsumen jika terjadi manipulasi barang. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap barang dan penjualnya.
Dalam hal ini, Yustinus menyarankan agar e-commerce memberikan tutorial dan disclosure bagi konsumen soal resiko dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum masuk ke e-commerce. Dan di Indonesia, generasi milenial menjadi yang terbuka dan paling siap untuk memasuki era e-commerce 4.0