Fimela.com, Jakarta Tidak ada yang lebih diharapkan dari seorang perempuan ketika tahu dirinya hamil selain kesehatan anak yang masih ada di dalam kandungannya. Tidak heran jika di masa kehamilannya semua calon ibu pasti akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anaknya. Mengonsumsi makanan dan minuman yang mungkin awalnya tidak ia suka, olahraga teratur dan menjaga gaya hidup sehat. Apa pun yang terbaik untuk anak-anaknya pasti akan ibu lakukan.
Lalu apa yang terjadi jika anak yang dilahirkan ternyata "special", dan ternyata butuh perawatan yang lebih ekstra dibandingkan bayi-bayi lainnya? Namira Monda melahirkan seorang putri cantik yang ia beri nama Aurora pada 10 November 2015. Ulo, panggilan akrab Aurora, lahir dengan ubun-ubun kepala tertutup. Ulo mengidap Craniosynostosis, tak hanya itu Ulo juga mengalami Brain Atrophy atau hilangnya sel dan jaringan otak yang membuat ukuran kepala Ulo lebih kecil dari keadaan normal.
What's On Fimela
powered by
Hancur, itulah satu kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan Namira Monda ketika mendapati anaknya yang masih bayi harus menjalani sederet perawatan medis. "Awalnya drama, depresi. Tapi setelah itu aku berpikir, aku nggak bisa terpuruk terus dan beruntung aku punya suami serta keluarga yang sangat support," ujar Namira Monda kepada Fimela.com. “Akhirnya aku mencoba melakukan apa yang terbaik, kayak ke dokter, atau ke terapi anak. Nggak yang diem aja pasrah,” tambahnya.
Namira Monda tak sendirian, ternyata banyak ibu yang bernasib sama dengannya atau sedikit lebih buruk karena tidak mendapatkan dukungan dari keluarga. Melalui media sosial ia bertemu dengan perempuan-perempuan hebat yang memiliki anak-anak spesial lainnya. Ia pun akhirnya berbagi kisah dan pengalamannya dengan para ibu-ibu yang kini tengah berusaha untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak mereka.
Sadar kalau ibu-ibu lain yang ada di luar sana juga butuh dukungan, akhirnya Namira Monda bersama dengan para ibu-ibu hebat itu membentuk sebuah group support system yang bernama Super Special Mom pada Oktober 2017. “Anggotanya adalah ibu-ibu dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Rata-rata kita tuh diagnosanya kayak Brain Injury sama Global Developmental Delay. Jadi yang perkembangannya delay,” ungkap Monda.
Di Super Special Mom para ibu bisa mencurahkan isi hatinya, bisa berbagi kisah tentang perkembangan anak-anaknya dan tentu saja bisa saling memberikan dukungan karena memang itulah yang paling dibutuhkan oleh para ibu. “Setiap bulan kami selalu berkumpul. Kita update perkembangan anak, update anggota baru dan tukar informasi soal apa yang bisa dilakukan untuk anak mereka,” jelas Danti Faramita, salah satu anggota dari Super Special Mom yang juga merupakan ibu dari putra ganteng bernama Rafassya yang mengidap Global Developmental Delay dan Cerebral Palsy.
Ini Bukanlah Akhir dari Segalanya
Danti Faramita menjelaskan bahwa saat ia tahu Rafassya sakit ia pun sulit untuk menerima kenyataan dan itu pula yang dirasakan oleh ibu-ibu lainnya. Danti merasa beruntung karena bisa bertemu dengan para ibu-ibu hebat di Super Special Mom. “Setiap individu perlu waktu luangnya sendiri. Dengan komunitas kita bisa saling menguatkan. Ketika tahu akan merasa shock, sulit menerima, dengan keterbatasan informasi pasti kan akan sulit. Ini ajang untuk menguatkan,” tegas Danti.
Sementara itu, Namira Monda menjelaskan bahwa melalui Super Special Mom ia ingin membuktikan serta menguatkan para ibu untuk tetap berusaha dan percaya bahwa anak-anaknya akan baik-baik saja. “Kami di sini sama-sama punya masalah yang sama. Dari sini aku posisinya sudah begitu kuat, maksudnya untuk hidup aku tuh sudah begitu kuat. Aku jadinya melampiaskan energi positifku ke ibu-ibu yang lain,” terang Monda.
“Aku bisa bilang ke mereka bawah ini bukanlah akhir dari segalanya. Bukanlah akhir dari kehidupan. Kita masih ada tujuan kedepannya. Anak-anak kamu masih bisa terapi. Anak-anak kita masih bisa tumbuh kembang dengan baik. Dan yang paling penting adalah support ya, ibu-ibu bisa happy,” pungkas Monda.