Tujuan yang Besar Harus Seiring dengan Usaha Besar Juga

Endah Wijayanti diperbarui 17 Feb 2019, 17:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: Agnesia - Medan

Mama adalah perempuan paling serba bisa yang aku tahu. Mulai dari pekerjaan berat yang lebih sering dikerjakan kaum pria sampai hal-hal yang biasa dilakukan para kaum ibu. Ya, mamaku serba bisa. Dan itu yang selalu diajarkan kepada kami, anak-anaknya.

Mama selalu menekankan tentang daya juang dalam hidup. Sedari kecil kami selalu harus bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Bukan karena orang tua tidak ingin membantu. Mereka ingin kami bisa dengan usaha kami sendiri. Gagal tak apa, yang penting mau mencoba lagi. Jangan bilang tidak bisa kalau belum semua usaha dilakukan. Kalau tidak bisa ini, usahakan dengan hal lain. Pokoknya harus sampai bisa. Mungkin ketika kecil, rasanya capek sekali harus mengerjakan hal yang sama berulang-ulang. Lelah gagal terus, lelah mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai harapan. Tapi Mama selalu mengingatkan, kalau punya tujuan yang besar usaha nya juga harus besar.

Ada satu peristiwa paling aku ingat. Setelah tamat SMA, seperti keinginan terbesar Mama bahwasanya kami semua harus punya pendidikan lebih baik dari dirinya. Saat itu kondisi keuangan sedang sulit-sulitnya. Abang baru masuk kuliah tahun lalu, belum lagi dua orang adik-adik yang juga masih SMP dan SD. Tapi, bagi Mama kami semua harus kuliah, harus sarjana. Mama benar-benar mengusahakan segala hal saat itu. Mulai dari menjual perhiasan yang tersisa, menghemat pengeluaran di rumah, bersama papa berjuang mencari rezeki. Kalau kata Mama saat itu kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Apapun selama halal, selama tidak merugikan orang lain mereka tempuh demi pendidikan kami. Aku yang belajar ogah-ogahan karena merasa tidak pede ikut ujian masuk perguruan tinggi merasa malu. Kalau mereka berjuang sedemikian kerasnya, aku juga harus. Kalau mereka mengusahakan banyak hal, aku juga wajib berjuang.

 

 

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Aku tidak ikut bimbingan apapun. Hanya bermodalkan buku soal ujian masuk perguruan tinggi dan contoh soal tahun lalu saat abang ujian masuk perguruan tinggi. Aku belajar dengan keadaan seadanya tapi dengan tekad bahwa aku harus berjuang bersama mama dan papa. Ada impian besar mereka yang ikut aku perjuangkan lewat lembaran-lembaran soal ini. Dan aku lulus di salah satu perguruan tinggi di kotaku. Mamaku bangga. Saat itu ia sampai menangis terharu saat tahu ada namaku di deretan nama-nama calon mahasiswa yang lain. Perjuangan mama tak sia-sia.

Meraih gelar sarjana juga bukan sesuatu yang mudah. Aku sempat down karena teman-teman yang lain duluan lulus sedangkan aku masih harus mengerjakan skripsiku. Mama selalu mengingatkan, "TUJUAN BESAR PERLU USAHA YANG BESAR JUGA." Aku sarjana, mama dan papa bangga. Dan saat ini, aku berjuang untuk mewujudkan mimpiku. Membahagiakan mereka lewat usaha kecil yang aku perjuangkan. Tiap kali aku merasa kecil terhadap dunia, aku selalu ingat pesan mama kalau hidup harus punya daya juang. Apapun cita-citamu, bawa dalam doa dan perjuangkan. Kalau gagal, ulang lagi, usahakan lagi. Tak bisa cara ini, kerjakan dengan cara lain. Jangan bilang tidak bisa, tidak mampu. Selalu ingat bahwa tujuan yang besar harus seiring dengan usaha yang besar juga.