Fimela.com, Jakarta Anak-anak kecil seringkali punya kebiasaan jelek menggigit kuku. Diam-diam ia akan menggigiti kukunya hingga habis. Namun bukan hanya anak kecil saja yang mengembangkan kebiasaan ini, beberapa orang dewasa terkadang tanpa sadar masih ada yang melakukan kebiasaan menggigit kuku di momen-momen tertentu meski tidak sampai merusak kuku.
Dan terlapas dari sadar tidaknya ia melakukan hal ini, ternyata kegiatan menggigit kuku bisa menjelaskan kondisi orang tersebut dan bahkan kepribadiannya. Ilmuwan menyebut hal ini sebagai 'perilaku berulang yang terfokus pada tubuh'.
Sebuah penelitian yang diterbitkan tahun 2015 dalam Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry menemukan bahwa orang-orang yang secara kompulsif punya kebiasaan menggigit kuku cenderung perfeksionis.
Menggigit kuku menjadi tindakan pengalih perhatian untuk mencoba menyingkirkan kebosanan, ketidaksabaran, kecemasan atau ketidakpuasan. Karena menggigit kuku mampu memberi rasa nyaman dan pelepasan emosi, dibanding tidak melakukan apa-apa, mereka memilih menggigiti kuku secara berulang sebagai cara mencari penghiburan.
Tidak berbeda dengan orang yang suka memainkan rambutnya karena merasa cemas atau tidak puas, ia juga memiliki sifat perfeksionis yang ingin segalanya cepat dilakukan dengan sempurna.
Jadi, kini sudah bisa memperkirakan kepribadian seseorang dari seringnya ia menggigit kuku kan?