Tak Perlu Cemas Soal Rezeki, Tugas Kita sebagai Manusia Hanya Berusaha dan Berdoa

Endah Wijayanti diperbarui 13 Feb 2019, 19:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: Siska Amelia - Depok

Keluarga kami adalah keluarga pedagang. Kakek terkenal sebagai pedagang emas cukup sukses di kampung kami. Anak-anak beliau pun juga memilih berdagang sebagai mata pencaharian meskipun tidak dalam bidang yang sama. Mama dan papa memilih berdagang di bidang kesehatan dengan membuka toko obat di kota kelahiranku, sebuah kota kecil di sudut nagari Minangkabau.

Di kota kecil yang baru berkembang itu, toko obat keluarga kami termasuk yang cukup laris dan banyak pembelinya. Selain karena barang-barang yang dijual di toko kami cukup lengkap, juga karena toko pesaing jumlahnya juga masih sangat sedikit.

Seiring berjalannya waktu dan semakin ramai perantau yang datang, persaingan usaha toko obat juga semakin sulit. Terlebih lagi ketika beberapa tahun yang lalu, sebuah apotek 24 jam mulai membuka gerai di kota kami. Para pemilik toko obat yang juga merupakan teman-teman papa banyak yang mengeluh dan cemas jika hasil penjualan berkurang karena pembeli yang bisa saja beralih ke toko tersebut. 

Tapi anehnya, alih-alih merasa cemas, papa dan mama malah tetap bersemangat berjualan dan optimis dengan masa depan toko obat kami. Mama hanya bilang, "Tidak perlu takut, apalagi merasa iri. Rezeki tiap orang sudah ditetapkan. Bukan berarti jika toko sebelah lebih ramai, maka jatah rezeki kita yang berkurang. Allah Maha Adil. Dia yang akan mencukupkan kebutuhan setiap hamba-Nya." Mama benar, bahkan setelah bertahun-tahun dengan pesaing yang semakin bertambah, toko obat keluarga kami (sekarang sudah menjadi apotek) alhamdulillah tetap laris dan ramai pembelinya.

Saat itu, mama hanya berbicara sekilas lalu saja. Tapi, aku mengingat nasihat tersebut sampai dewasa dan pergi merantau ke kota besar. Aku membuka usaha kecil-kecilan sebagai tambahan pendapatan sambil mengurus anak di rumah. Di kota besar, tentunya ada banyak sekali pesaing dengan usaha sejenis. Tapi aku tidak mudah menyerah dan tetap optimis menjalankan usaha ini, karena aku yakin rezeki masing-masing kita tidak akan tertukar. Tugas kita sebagai manusia hanya berusaha dan berdoa, dan kemudian Allah SWT yang akan mencukupkan. 

 

What's On Fimela