Masih dalam industri perfilman, Maxime pun menjajal profesi baru menjadi seorang sutradara. Film pertama yang digarapnya pun bergenre horor dan berjudul Kain kafan Hitam. Pengalaman baru tentu didapatkan Maxime dalam profesi barunya ini. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Maxime pun menceritakan alasannya memilih film horor sebagai film pertama yang digarapnya. Menurut keka sih Prilly Latuconsina ini, ada hal menarik ketika pengambilan gambar diproses syuting.(Nurwahyunan/Fimela.com)
"Aku suka shot-shot horor yang menarik. Terus suspens-nya kita harus ulur. Itu sih yang aku tertarik jadi bagaimana mengambil shotnya. Jadi mengintepretasikan skenario ke set," ujar Maxime Bouttier. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Mengingat tanggung jawab sebagai sutradara begitu berat, Maxime pun mengaku masih memerlukan bantuan dari pihak-pihak yang lain. (Nurwahyunan/Fimela.com)
"Semuanya tanggung jawabnya kan di kursi itu (tempat duduk sutradara), keputusan juga di sutradara. Di lokasi sih aku lima hari full benar-benar yang nyutradrain, aku ambil angle-nya berkomunikasi dengan DOP-nya (director of photography), lebih banyak di situ sih," tuturnya.(Nurwahyunan/Fimela.com)
Menjadi seorang sutradara diakui Maxime sebagai langkah lain baginya untuk mencapai mimpi. Seperti halnya menjadi pintu awal bagi Maxime dalam penulisan skenario. (Nurwahyunan/Fimela.com)
"Menyutradarai ini adalah pintu awal untuk menulis skenario dan buat film. Aku harus ngertiin dulu gimana kondisinya jadi sutradara yang skenarionya yang dibuat dari bahasa Indonesia, soalnya biasa kan aku pakai bahasa Inggris," pungkas Maxime Bouttier. (Nurwahyunan/Fimela.com)