Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.
***
Oleh: Diasti - Surabaya
Aku dibesarkan dalam keluarga sederhana. Saat berumur batita aku diasuh oleh kakek dan nenek. Sebetulnya orangtuaku masih ada, akan tetapi ayahku sedang sakit saat usiaku belum genap satu tahun dan tidak lama kemudian ayah meninggal. Tinggallah ibu yang dengan empat anaknya harus dibesarkan seorang diri. Ah, membayangkannya saja sulit. Oleh karena itu, kakek nenek mengambil alih peran untuk membesarkanku.
Aku kecil tinggal di sebuah desa yang berada di daerah Jawa Timur. Meskipun demikian, kakek dan nenek mendidikku dengan cara luar biasa. Bagaimana tidak? Meskipun mereka orang desa, mereka selalu menekankan untuk aku mengutamakan pendidikan. Tidak lupa mereka selalu menekankan untuk disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab dalam setiap hal yang aku kerjakan.
Sedari SD, aku dibiasakan untuk membantu pekerjaan rumah. Contohnya sebelum berangkat sekolah harus menyapu terlebih dahulu, harus mencuci sendiri piring yang dipakai setelah makan, harus mencuci dan menyetrika sendiri pakaianku. Pokoknya segala sesuatu hal yang berkaitan dengan keperluan pribadi aku harus bisa mengurusnya.
What's On Fimela
powered by
Nasihat orangtua adalah jalan terbaik untukku
Tidak hanya dalam hal tanggung jawab, kakek dan nenek juga mendidikku dalam berkata dan bersikap secara santun. Karena kami orang Jawa, sedari kecil aku dibiasakan untuk berbicara krama pada orang yang lebih tua. Merekapun mengajariku bagaimana cara menjamu yang baik saat ada tamu dan bersikap sopan. Nilai-nilai luhur lainnya juga mereka tanamkan, seperti harus bersikap jujur, hidup sederhana dan menabung. Aku kecil mungkin tidak merasa nyaman dengan segala keteraturan itu. Tapi sekarang barulah terasa bahwa segala hal itulah yang menempaku menjadi pribadi yang tangguh seperti saat ini.
Waktu remaja aku kembali ke kota asalku, Surabaya. Sebagai yatim, tentunya aku berusaha bersikap lebih mandiri karena aku tidak ingin membebani ibuku. Alhamdulilah sedari SD sampai sekolah menengah prestasiku cukup bisa dibanggakan. Hal itulah yang juga mengantarkanku masuk PTN jalur reguler. Aku tidak mungkin masuk PTS karena terkendala biaya.
Sedari lulus sekolah, banyak bidang kerja yg aku pernah coba. Dari mulai menjadi kasir minimarket, bekerja di lembaga survey, bekerja sebagai supplier alat berat pun pernah kulakoni. Dari sekian pekerjaan, yang paling lama bertahan hingga saat ini adalah sebagai tenaga pendidik. Kurasa inilah passion-ku selama ini. Menggeluti dunia pendidikan. Bagiku, apapun jalannya dan bidangnya selama kita mendapatkan rezeki secara halal mestinya patut dicoba. Why not?
So, buat kalian kalian yang mungkin merasa galau karena harus selalu menuruti orangtua, percayalah mereka hanya ingin kebaikan untuk masa depan kalian. Mungkin tidak terasa efeknya sekarang, tapi pasti suatu saat semua hal itu akan berguna untuk kalian. Jadi, nikmatilah.